PANDEMI corona atau Covid-19 yang kini tengah menjadi musuh bersama global telah menginfeksi ratusan ribu orang di lebih dari 150 negara di dunia. Namun diketahui bahwa sekitar 50 persen dari mereka yang positif virus corona sudah dinyatakan pulih.
Kendati demikian, pertanayaan lebih lanjut muncul, soal apakah paisen yang sembuh dari virus corona masih akan mungkin menularkan virus tersebut ke orang lain?
Journal of the American Medical Association (JAMA) pekan ini memuat sebuah penelitian teranyar soal hal tersebut. Penelitian itu berjudul "Positive RT-PCR Test Results in Patients Recovered From COVID-19".
Penelitian tersebut menemukan bahwa virus corona bisa bertahan di dalam tubuh setidaknya dua minggu setelah pasien positif dinyatakan pulih.
Penelitian ini dilakukan dengan mengamati rekam medis beberapa pasien positif virus corona yang dirawat di Rumah Sakit Zhongnan University di Wuhan, mulai tanggal 1 Januari hingga 15 Februari lalu.
Para pasien yang diamati dalam penelitian itu dinyatakan pulih setelah gejala mereka sembuh dan setelah dua kali tes dilakukan secara berturut-turut menyatakan hasil mereka negatif Covid-19.
Setelah pulih dan selesai menjalani masa karantina di rumah sakit, para pasien tersebut diminta untuk menjalani masa karantina tambahan mandiri di rumah masing-masing selama lima hari. Selain itu, mereka juga terus melakukan tes swab throat, selama 5 hingga 13 hari di masa pemulihan.
Namun hasilnya, pada tes antara hari ke-5 dan ke-13 ternyata sebagian pasien masih menunjukkan hasil positif terinfeksi virus corona.
"Temuan ini menunjukkan bahwa setidaknya sebagian dari pasien yang pulih masih menjadi pembawa virus (Covi-19)," begitu bunyi penelitian tersebut seperti dimuat JAMA.
Kasus serupa seperti temuan ini pertama kali dilaporkan terjadi di Jepang di mana seorang perempuan berusia 40-an kembali sakit dan positif terinfeksi virus corona untuk kedua kalinya.
Belum diketahui secara pasti apakah perempuan ini tertular lagi dari orang lain atau memang tubuh sang pasien belum sepenuhnya berhasil melawan virus dan menimbulkan gejala kembali.
Dikutip Japan Times, ahli virologi dan epidemiologi Rinku General Medical Center Masaya Yamato mengatakan terlalu dini untuk mengambil kesimpulan mengenai infeksi virus corona ini. Dia juga belum bisa mengetahui apakah pasien ini bisa menularkan virus corona setelah pulih atau tidak.
Hanya saja, Yamato berasumsi bahwa kemungkinan itu adalah virus yang belum sepenuhnya hilang.
"Saya percaya virusnya telah diaktifkan kembali,"kata Yamato.
Skenario seperti itu, kata Yamato, kemungkinan terjadi pada pasien yang belum menghasilkan antibodi yang dapat melindungi tubuh terhadap virus.
Pada pasien yang sepenuhnya sehat maka akan tumbuh antibodi dan reaktivasi agaknya tidak mungkin terjadi.
Menurut Yamato pasien virus coronamembutuhkan setidaknya 14 hari untuk menghasilkan antibodi—atau lebih lama untuk pasien usia lanjut.
"Pemulihan tidak berarti virusnya hilang—itu hanya tidak aktif," tegasnya.
KOMENTAR ANDA