Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

KABAR melegakan datang dari Yogyakarta. Pasien pertama positif corona, balita laki-laki usia 3 tahun, akhirnya dinyatakan sembuh. Balita itu menjalani perawatan selama hampir 1 minggu di RS Dr Sardjito, Yogyakarta.

"Selamat siang teman-teman. Kabar gembira hari ini. Kasus 1 (balita 3 tahun) telah dinyatakan negatif 2 kali. Kondisi sehat dan telah diperbolehkan pulang oleh RSUP Sardjito," ungkap Jubir Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19 Berry Murtiningsih.

Kegembiraan yang sangat luar biasa ini ditanggapi oleh sang Ibu. Ia kemudian menceritakan awal mula sang anak terinfeksi Coronavirus dan bagaimana menjalani perawatan di rumah sakit.

Semua berawal ketika pasien berkunjung ke Depok, Jawa Barat pada 27 Februari 2020 untuk mengantar adiknya. Mereka menggunakan kereta api dan begitu tiba di Jakarta mereka naik commuter line menuju Depok.

"Waktu itu padat sekali (KRL), kita juga bawa banyak barang," ingat ibu pasien melalui video yang dibagikan Pemda DIY, Sabtu (21/3).

Di Depok,mereka tinggal selama 5 hari dan pulang ke Yogyakarta pada 3 Maret 2020, tepatnya sehari setelah Presiden Jokowi dan Menkes Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus pertama Corona di Indonesia.

Setiba di rumah, tidak ada yang aneh dengan kondisi balitanya. Sampai akhirnya si anak mulai mengalami demam dan batuk. Suhu tubuhnya mencapai 40 derajat Celcius. Tidak ingin mengambil risiko, ibu membawa anaknya ke salah satu rumah sakit pada 8 Maret. Saat itu dokter mendiagnosa anaknya hanya demam biasa.

Namun sang Ibu langsung bercerita riwayat perjalanannya ke Depok. Seketika pihak rumah sakit langsung merujuknya ke RS Sardjito sebagai RS rujukan Corona di Yogyakarta.

Setiba di RS Sardjito, dokter melakukan serangkaian tes Corona, termasuk tes SWAB. Tes dilakukan sampai 2 kali dan hasilnya keluar setelah 3-4 hari.

"Ada dua kali dokter datang, beda-beda. Nanya terus, periksa paru-paru, ada apanya gitu. Habis itu mereka curiga Covid-19, dan agak malam petugas THT datang buat tes SWAB. Jadi dua kali (tes SWAB)," cerita ibu.

Setelah hasil keluar, dokter mengumumkan jika balita itu positif Corona. Terkait hal itu, ibu dan suaminya wajib menjalani isolasi selama 14 hari dan menjalani tes SWAB.

Hari pertama dirawat, sang anak mengalami demam tinggi dan batuk hebat. Bahkan, tindakan uap tidak bisa mengatasi batuk anaknya.

Hari kedua, panas sang anak mulai turun. Tapi tidak berapa lama naik kembali. "Dia juga takut setiap diambil tindakan karena susternya pakai baju seperti itu (hazmat/APD Corona)," jelasnya.

Akhirnya, setelah beberapa hari dirawat, pihak rumah sakit menyatakan negatif corona. Dokter pun meminta orang tua balita tetap meningkatkan imunitas dengan menerapkan hidup sehat dan membatasi aktivitas sosial.

 




Dukung Presiden Prabowo Bawa Ahli Medis India ke Indonesia, Andi Arief: Kasihan Rakyat Kecil Tidak Punya Jalan Keluar untuk Transplantasi Organ

Sebelumnya

Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News