INDONESIA kembali kehilangan putra terbaiknya. dr Djoko Judodjoko, seorang ahli bedah senior. Ia dinyatakan meninggal dunia, Sabtu (21/3). Artinya, ini kabar duka kedua di Sabtu kemarin setelah kepulangan dr AMP ke sisi Yang Maha Kuasa.
Kabar wafatnya dr Djoko disiarkan oleh dokter Pandu Riono lewat akun Twitternya. Menurut dr Pandu, dr Djoko meninggal diduga akibat terinfeksi Covid-19. Beliau terpapar lantaran minimnya alat media di rumah sakit tempatnya bertugas.
Dokter Djoko tertular saat memberikan layanan kepada pasien positif coronavirus.
Begini riwayat dokter Djoko Judodjoko, putra terbaik tanah air.
Berdasarkan data riwayat kedokteran di situs resmi RS EMC Sentul City, Bogor, dokter Djoko pernah menimba ilmu di berbagai universitas ternama di Indonesia dan dunia. Pada 1976, ia tercatat kuliah di Kedokteran Umum Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Lalu di tahun 1984 tercatat sebagai mahasiswa di Microsurgey of the Cerebrk Vascular Disease, The Fujita Health University, Japan. Setahun kemudian dr Djoko bergelut di Microsurgey of the Skill Base Tumor, Tadi The Nordstadt Krankenhaous Hannover.
Tahun 1986, dokter spesialis bedah saraf Universitas Padjajaran. 1992, posterior spinal fusion surgery training di Royal Perth Rehabilitation Center. Dan pada 1995, stereotactic functuonal neurosurgery training di Gunma University, Japan.
Di tahun yang sama, Microsurgey of the cerebral aneurysm training di The Research Institute for the Brain and Blood Vessel, Akita, Japan. 2002 endoscopic spine surgery training di University of Bordeaux, Perancis dan spine surgery and instrumentation training di St Louis University, Missouri, Amerika.
2003, endoscopic spine surgery training di Allegheny General Hospital, Pittsburgh, USA dan spine surgery and instrumentation training di Uniformed Service University for the Health Sciences, US Navy, Bethesda USA.
Dan pada 2005 ia tercatat sebagai spine surgery an instrumentation training di The Cleveland Clinic Foundation, Amerika. Selamat jalan, dokter Djoko..
KOMENTAR ANDA