Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

DI TENGAH pandemi virus corona atau Covid-19 yang tengah menjadi musuh bersama dunia saat ini, tidak sedikit orang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Salah satunya adalah apa yang dilakukan oleh para peretas atau hacker yang yang berusaha membobol situs resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) awal bulan ini.

Menurut sejumlah sumber kepada Reuters awal pekan ini, serangan cyber terhadap situs resmi WHO meningkat dua kali lipat beberapa waktu belakangan.

Kepala Pejabat Informasi WHO Flavio Aggio mengatakan, identitas para hacker sejauh ini belum jelas, dan upaya pelacakan masih belum berhasil.

Namun dia menjelaskan, upaya peretasan terhadap agensi dan mitranya telah melonjak ketika mereka berjuang untuk mengerem penularan virus corona, yang telah menewaskan lebih dari 16.000 orang di seluruh dunia per hari Selasa (24/3).

Upaya pembobolan situs WHO pertama kali ditandai oleh Reuters ketika seorang ahli keamanan dunia maya dan pengacara di Blackstone Law Group yang berbasis di New York, Alexander Urbelis melacak aktivitas pendaftaran domain internet yang mencurigakan.

Urbelis mengatakan dia berhasil menangkap upaya peretasan pada 13 Maret lalu , ketika sekelompok peretas telah mengaktifkan situs jahat yang meniru sistem email internal WHO.

"Saya menyadari dengan cepat bahwa ini adalah serangan langsung terhadap Organisasi Kesehatan Dunia di tengah pandemi," katanya.

Urbelis mengatakan, dia tidak tahu siapa yang bertanggung jawab ata peretasan tersebut, tetapi dua sumber lain yang memberi pengarahan tentang masalah itu mengatakan kepada Reuters bahwa mereka mencurigai sekelompok peretas yang dikenal sebagai DarkHotel, yang telah melakukan operasi spionase dunia maya setidaknya sejak 2007 lalu.

Ketika ditanya oleh Reuters tentang insiden itu, Aggio dari WHO mengkonfirmasi bahwa situs yang ditemukan oleh Urbelis telah digunakan dalam upaya untuk mencuri kata sandi dari beberapa staf agen.

"Ada peningkatan besar dalam penargetan WHO dan insiden keamanan siber lainnya," kata Aggio.

WHO sendiri pada bulan lalu telah mengeluarkan peringatan bahwa hacker berpura-pura sebagai agen untuk mencuri uang dan informasi sensitif dari publik.

Dan pejabat pemerintah di Amerika Serikat, Inggris dan di tempat lain telah mengeluarkan peringatan keamanan cyber semacam itu.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News