BAGI sebagian pasangan, melakukan karantina mandiri di tengah wabah virus corona mungkin akan terasa mirip seperti hari libur. Karena ada lebih banyak waktu yang bisa dihabiskan bersama di dalam rumah. Hal yang mungkin langka dalam kehiduoan normal sehari-hari.
Namun bagi sebagian lainnya, mungkin sebaliknya. Karantina mandiri menjadi momen yang tidak menyenangkan karena harus menghabiskan waktu bersama-sama dengan pasangan dalam hubungan yang tidak baik atau tidak sehat.
Karena arguman itulah, pengacara perceraian kondang Inggris Fiona Shackleton yang juga merupakan anggota parlemen Inggris pekan lalu mengatakan bahwa karantina mandiri yang saat ini digalakan oleh lebih dari 180 negara dan wilayah di dunia untuk menekan angka penularan virus corona, berpotensi memicu kenaikan tingkat perceraian pasca wabah usai.
"Masa puncak kami adalah setelah lama terpapar selama liburan musim panas dan selama Natal," kata Shackleton.
"Orang hanya perlu membayangkan bagaimana jadinya ketika keluarga ditempatkan di dalam properti untuk jangka waktu yang lama," sambungnya.
Argumen serupa juga dikeluarkan oleh konsultan pengacara hukum keluarga di Richard Nelson, Hardeep Dhillon. Dia mengatakan, setelah libur Natal tahun lalu, firma hukum Inggris mencatat ada kenaikan 230 persen dalam pencarian internet soal kata kunci "Saya ingin bercerai".
Karena itu, dia tidak membayangkan soal berapa banyak pasangan yang ingin bercerai usai masa karantina mandiri di tengah wabah virus corona saat ini usai.
Namun dia memprediksi bahwa tren serupa akan terjadi di Inggris. Terlebih, beberapa waktu lalu ada laporan di China bahwa ada lonjakan tingkat perceraian di negeri tirai bambu pasca masa lockdown usai.
"Seperti Natal, lebih banyak waktu yang dihabiskan bersama dalam isolasi diri akan membuat ketegangan pada hubungan, di mana masalah sudah ada," kata Dhillon.
Dia juga menambahkan, kondisi karantina mandiri saat ini lebih berat karena ada tekanan soal keuangan, pekerjaan dan kesehatan yang diciptakan oleh wabah virus corona.
Kepala hukum keluarga di Freeman Harris, Salma Butt, juga mengemukakan kekhawatiran serupa.
Dia mengatakan bahwa periode karantina mandiri saat ini bisa menjadi masa yang sulit bagi banyak pasangan, karena tidak ada akhir yang jelas dari situasi saat ini dan munculnya ketidakpastian ekonomi sebagai dampak dari wabah virus corona.
"Menghadiri sekolah, bekerja, bertemu keluarga dan teman-teman dan bersosialisasi sangat penting bagi kesehatan mental dan fisik seseorang," katanya.
"Dengan demikian, membatasi kebebasan itu, meskipun untuk kepentingan bangsa, niscaya akan memiliki efek mendalam pada keluarga yang terkurung di rumah tanpa outlet untuk melepaskan frustrasi mereka," tambahnya, seperti dimuat CNBC.
KOMENTAR ANDA