VIETNAM merupakan salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang sejauh ini berhasil menjaga angka kematian akibat infeksi virus corona atau Covid-19 di angka nol.
Hingga Kamis (26/3), Kementerian Kesehatan Vietnam melaporkan bahwa jumlah kasus infeksi virus corona di Vietnam mencapai 148 kasus.
Vietnam sendiri pada pertengahan Februari lalu mengklaim bahwa semua kasus inveksi virus corona, pada saat itu berjumlah 16, dipastikan telah pulih. Namun sejak saat itu, Vietnam berjuang melawan masuknya kasus impor dari warga negara asing atau warga negara Vietnam yang baru kembali ke negaranya.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah Vietnam untuk menangani pasien virus corona adalah mengirim ribuan orang yang dicurigai terifeksi virus corona ke kamp-kamp karantina yang dikelola oleh militer.
Pada Kamis (26/3), data resmi menunjukkan, ada 44.955 orang yang dikarantina di pusat-pusat yang dikelola militer di negara tersebut.
Angka tersebut menurun sekitar 15 persen dari Senin (23/3) setelah banyak orang yang dipulangkan karena telah menjalani masa karantina selama 14 hari.
Orang-orang yang dikarantina adalah mereka yang baru pulang dari negara-negara terinfeksi virus corna.
"Semua penumpang menjalani pemeriksaan cepat," kata seorang pejabat medis di bandara Noi Bai, Hanoi, kepada Reuters.
"Mereka yang memiliki gejala dibawa ke rumah sakit, dan sisanya dikirim ke kamp karantina, di mana mereka akan berbagi kamar dengan 10 hingga 20 lainnya dalam penerbangan yang sama," lanjutnya.
Menurut analisa dari spesialis penyakit menular Harvard Medical School, Todd Pollack, Vietnam mengambil pendekatan awal berdasarkan pengalamannya sebagai negara pertama di luar China yang terkena wabah SARS pada tahun 2003 lalu.
"Karantina individu yang memiliki kontak dengan sebuah kasus atau berasal dari daerah berisiko tinggi jelas merupakan strategi utama; terutama karena orang yang terinfeksi tampaknya menular pada awal gejalanya," tambah Pollack.
Karantina massal yang dilakukan Vietnam sendiri bermula pada 16 Maret, ketika pemerintah akan melakukan tes pada siapa pun yang datang dari negara terinfeksi.
KOMENTAR ANDA