Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

GUBERNUR Jawa Tengah Ganjar Pranowo menekankan kembali seruannya agar warga Jawa Tengah yang saat ini berada di perantauan tidak mudik ke kampung halamannya.

Bukan tanpa alasan, seruan itu dikeluarkan agar rantai penularan virus corona atau Covid-19 bisa direm sesegera mungkin.

"Bagi bapak-ibu yang tengah ada di perantauan dan berniat ingin pulang kampung, sayang mengingatkan kepada bapak ibu, jika panjenengan (anda) sayang sama keluarga di kampung, jika panjenengan semua ingin keluarga tetap sehat dan selamat, urungkan niat untuk pulang kampung. Tidak usah pulang kampung," tegas Ganjar dalam video yang diunggah di akun Instagramnya @ganjar_pranowo (Jumat, 27/3).

Dia menekankan bahwa mereka yang nekad pulang kampung dari perantauan, itu sama saja membahayakan keluarga di kampung. Karena itulah, dia mengingatkan agar seluruh warga Jawa Tengah di perantauan, terutama di DKI Jakarta, mau bekerjasama untuk memutus rantai penyebaran virus corona dengan tidak pulang kampung.

"Ibukota adalah zona merah corona. Kita tidak tahu siapa yang sudah terpapar, mungkin saya, anda, teman, atau keluarga kita," kata Ganjar.

"Artinya, bapak ibu bisa saja sudah tertular corona. Tapi tidak mengetahuinya. Sebab, sebagian penderita memang tidak merasakan gejala," tambahnya.

Lebih lanjut Ganjar mengajak warga Jawa Tengah untuk belajar dari kasus yang sudah ada.

"Pasien positif corona yang dirawat di Solo bisa jadi peringatan untuk kita semua. Dia pengusaha yang ikut seminar di Bogor dan tertular virus di sana. Lalu dia menulari istri dan teman-temannya. Dia sendiri akhirnya meninggal dunia," ungkap Ganjar.

"Di Purbalingga ada juga empat pasien positif corona dan semuanya warga yang baru pulang dari Jakarta," sambungnya.

Ganjar mengatakan bahwa seruan untuk tidak pulang kampung semakin dia gencarkan karena peningkatan kasus infeksi virus corona yang tinggi di Jawa Tengah.

"Dalam tiga hari, pasien terkonfirmasi positif corona melonjak dari 19 menjadi 40 orang dan sudah ada enam orang yang meninggal," jelas Ganjar.

Bukan hanya itu, jumlah Orang Dalam Pengawasan (ODP) juga meningkat menjadi 3.638 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) meningkat menjadi 294 orang.

"Kenaikan signifikan ini menurut kami, salah satunya karena adanya lonjakan warga perantuan yang mudik ke Jawa Tengah," ujar Ganjar.

Dia menambahkan, Hingga 26 Maret kemarin, ada sekitar 46 ribu pemudik dari berbagai provinsi, pulang ke Jawa Tengah. Paling banyak pulang ke Wonogiri, Kota Semarang, Cilacap dan Jepara. Selain itu juga banyak yang pulang ke Tegal, Pemalang, Pekalongan, Kudus, Pati, Grobokan, Kabupaten Magelang, Purbalingga, Boyolali, Sragen dan Karanganyar.

Ganjar juga menggarisbawahi bahwa semua pemudik otomatis masuk kategori ODP. Karena itu, mereka harus mengisolasi diri di rumah selama 14 hari dan harus segera melapor jika merasakan gejala sakit supaya bisa lekas ditangani.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News