MENGHADAPI wabah virus corona atau Covid-19 yang saat ini menjadi pandemi global tidak pelak memunculkan kepanikan berlebih bagi sebagian masyarakat.
Terlebih dalam kondisi sekarang ini warga dunia dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan keadaan seperti melakukan social distancing dan berbagai perubahan lainnya.
Di mana, penyesuaian dan perubahan itu sendiri dapat memicu stress, ditambah belum ada kepastian kapan Covid-19 akan berakhir.
Pesan tersebut dikatakan, Dosen Departemen Psikologi klinis, yang juga asosiat di pusat Psikologi Universitas Pdjajaran, Ahmad Gimmy Prathama, kepada Kantor Berita RMOLJabar, Senin (30/3).
Dalam kondisi seperti disebutkan, Ahmad Gimmy menyebutkan, sangat penting adanya teman berbagi curahan hati (Curhat).
Terkhusus, bagi orang-orang yang berada dalam garda terdepan menghadapi Covid-19 ini seperti dokter, aparat keamanan, dan pewarta berita atau wartawan dan bagi masyarakat pada umumnya.
“Temukan tempat-tempat di mana kita bisa curhat, kalau kita sudah mulai merasa lemah, merasa lelah, merasa letih, itu kita harus punya media untuk itu, penyaluran ini sangat penting karena sekarang ini sudah banyak konsultasi-konsultasi online di ikatan psikologi klinis itu sudah ada,” ujarnya.
Menurut Gimmy, penting bagi perusahaan maupun instansi khususnya untuk profesi-profesi di atas untuk menyediakan layanan konsultasi, atau teman curhat.
“Jadi di instansi-instansi atau di institusi sekalipun harus ada yang bisa menjadi tempat curhat, atau mungkin personalianya atau siapa yang dipercaya untuk itu, yang memang menjadi tokoh informal yang bisa memberikan nasihat atau memberikan bimbingan atau ada psikolog ada psikiater disitu," jelasnya.
"Itu semua kita di sekarang harus bekali apa yang harus kita lakukan atau setidaknya menjadi teman curhat ya menjadi teman untuk berkeluh kesah,” katanya menambahkan.
Karena biasanya mereka yang berada di garda terdepan semisal dokter, tenaga medis yang ada di lapangan, biasanya bisa mengalami suatu kodisi yang dinamakan brain out atau letih secara emosional.
“Merasa tidak termotivasi lagi ketika bangun pagi, terus tidak mau lagi mencapai prestasi, gamau belajar lagi gak mau meningkatkan kemampuan lagi, nah itu adalah ciri-ciri brain out,” ujarnya.
Selain tempat penyaluran perasaan hal lainnya yang dapat dilakukan saat stres adalah dengan melakukan relaksasi atau mindfull “Mindfull itu perlu jadi bangun tidur juga bersyukur terus kita masih hidup, ada rencana apa hari ini, Apa yang bisa membuat kita lebih gitu,” sambungnya.
Selanjutnya berfikir positif dan kenali kemampuan diri, dan tetap maksimal menggunakan potensi yang dimiliki. Semisal mau menulis, mau melaporkan sesuatu, sebagai wartawan misalnya, tetap lakukan yang terbaik yang bisa dilakukan seperti kita biasanya seperti itu.
Lebih lanjut, dalam kondisi saat ini sangat wajar dan semua orang dapat stress. Bahkan seorang psikologi sekalipun.
“Artinya curhat bisa mengurangi sedikit karena semua musibah ini di alami oleh semua orang dan semua orang sama bingun nya kok, sikologi pun belum tentu lebih kuat dari yang ditangani gitu ya semua juga bingung,” tandasnya.
Reporter : Ahmad Kiflan Wakik/RMOL.ID
KOMENTAR ANDA