Jaya Suprana/Istimewa
Jaya Suprana/Istimewa
KOMENTAR

MELIHAT umat manusia tetap gigih merusak lingkungan hidup planet bumi yang cuma satu dan satu-satunya ini maka Yang Maha Kuasa memberikan schock-therapy demi menyadarkan umat manusia untuk kembali ke jalan yang benar. Prahara wabah global virus Corona merupakan terapi-kejut demi menggugah kesadaran umat manusia untuk segera menghentikan segenap angkara murka terhadap lingkungan hidup marcapada abad XXI demi membangun masa depan yang lebih baik.

Emisi CO2

Hasil terapi-kejut Corona sudah mulai tampak. Akibat berkurangnya jumlah penerbangan di seluruh planet bumi, maka berkurang pula kerusakan udara di angkasa planet bumi. Kadar emisi CO2 merosot drastis.

Pencemaran udara di Spanyol dan Italia turun sampai 50%. Akibat berkurangnya jumlah turis berduyun-duyun mengunjungi Venezia, para gondola berhenti lalu-lalang sehingga air kanal di Venezia menjadi jernih serta merta ikan-ikan kembali sudi berenang di dalamnya.

Polusi udara yang setiap tahun membinasakan jutaan manusia, seolah sedang cuti panjang. Langit di atas kota Beijing dan Shanghai yang biasanya berwarna kelabu kini berwarna biru. Sementara warna hijau mulai kembali mendominir hutan-hutan yang mulai berhenti ditebang dengan mesin-mesin bertenaga minyak bumi.

Kesadaran Peradaban

Di Singapura, barisan bebek dengan anak-anaknya gembira berkeliaran di kawasan pusat keramaian di dekat monumen Singa-Duyung. Burung-burung mulai kembali gembira berkicau di berbagai pelosok kota Jakarta yang biasanya bebas burung akibat para burung tidak tahan menghirup udara kotor ibukota Indonesia.

Insya Allah, segenap fakta kepulihan kebersihan dan kesehatan udara di segenap pelosok planet bumi termasuk Amerika Serikat itu mampu menyadarkan Donald Trump dan para pemujanya untuk sudi kembali bergabung ke gerakan global membenahi kerusakan lingkungan hidup akibat Climate Change.

Perubahan iklim bukan sebagai proses alamiah namun akibat angkara murka umat manusia sengit bersaing memuaskan syahwat kapitalisme dan konsumtifisme melalui industrialisasi membabi-buta-tuli merusak lingkungan hidup di planet bumi yang cuma satu dan satu-satunya ini. Tanpa sadar, umat manusia sedang melakukan gerakan bunuh diri dengan merusak lingkungan hidup mereka sendiri.

Insya Allah, umat manusia sudi bersatupadu dalam upaya mewariskan planet bumi dalam kondisi segar-bugar dan sehat-walafiat kepada anak-cucu umat manusia di masa depan.

Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan




Viral, Seorang Terapis Diduga Lakukan Kekerasan kepada Anak Penyandang Autisme

Sebelumnya

Menggratiskan Tes PCR Pasti Mampu Jika Mau

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Jaya Suprana