SUNGGUH mengkhawatirkan, tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) kasus Covid-19 di Indonesia tertinggi di dunia. Bayangkan saja, per Selasa (31/3) CFR Corona di Indonesia ada di tingkat 8,9 persen. Padahal di dunia tingkat kematiannya hanya 4,83 persen.
Wajar jika kemudian Indonesia mendapat perhatian spesial dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Bahkan, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus sudah berkoordinasi dengan Presiden Joko Widodo dan Menlu Retno Marsudi, terkait permasalahan serius ini.
"Kami selaras dengan respons yang harus ditanggapi dan kami akan meningkatkan kerja sama terkait situasi yang ada di Indonesia," kata Tedros saat melakukan media briefing, Senin (30/3).
Kerja sama yang dimaksud salah satunya mengikutsertakan Indonesia dalam uji coba empat alternatif pengobatan untuk pasien, yaitu Remdesivir, gabungan lopinavir atau ritonavir, gabungan lopinavir atau ritonavir ditambah interferon (beta-1b), dan Chloroquine. Indonesia menjadi satu dari 45 negara yang bergabung dalam tes ini.
Kepedulian tidak hanya ditunjukkan oleh WHO. Sejumlah negara tetangga ikut prihatin dan memberikan bantuan. Beberapa di antaranya:
1. China
China mengirimkan paket bantuan medis berupa alat tes Corona, masker N95, masker bedah, pakaian pelindung medis, ventilator portabel, dan lainnya. Bantuan ini diberangkatkan dari Shanghai pada Selasa (24/3) dan tiba di Jakarta pada Sabtu (28/3) dan digunakan melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
2. Singapura
Bantuan diberikan setelah Jokowi berkomunikasi dengan PM Singapura Lee Hsien Loong, minggu lalu. Sayangnya, Presiden Jokowi tidak merinci bantuan apa saja yang diberikan. "Saya tidak ingat jumlahnya, tapi cukup banyak," kata Presiden di Istana Bogor, awal pekan lalu.
3. Amerika Serikat
Amerika Serikat ikut mengucurkan bantuan kesehatan dan kemanusiaan daruratnya dalam bentuk investasi untuk Indonesia sebesar Rp 37,6 miliar. Melalui kedutaannya, As mengatakan bantuan ditujukan untuk mempersiapkan sistem laboratorium, mengaktifkan penemuan kasus dan pengawasan berbasis kejadian, serta mendukung ahli teknis dalam respons dan kesiapsiagaan Indonesia dalam menanggulangi Pandemi.
KOMENTAR ANDA