Perdana Menteri Inggris Boris Johnson saat menggunakan aplikasi Zoom/
Net
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson saat menggunakan aplikasi Zoom/ Net
KOMENTAR

APLIKASI Zoom yang bisa digunakan di perangkat berbasis android atau iOS menjadi primadona baru di tengah pandemi virus corona.

Betapa tidak, wabah virus bernama resmi Covid-19 ini menyebabkan banyak negara di dunia mendorong perusahaan untuk membuat kebijakan bekerja dari rumah.

Selain itu juga banyak negara menyerukan warganya untuk melakukan physical distancing atau bakan melakukan lockdown.

Kedua hal tersebut membuat komunikasi dijalin secara jarak jauh, baik dengan text, audio maupun video.
 
Aplikasi Zoom memungkinkan lebih dari dua pengguna untuk melakukan pertemuan virtual melalui konferensi video.

Di tengah kepopulerannya, aplikasi ini mengundang sorotan lain, terutama dari segi keamanan. Keamanan data dan langkah-langkah privasi di aplikasi Zoom menimbulkan pertanyaan tersendiri.

Salah satu yang menyoroti soal hal tersebut adalah Jaksa Agung New York, Letitia James. Dia mengirimkan surat kepada perusahaan itu untuk bertanya kepada apakah Zoom telah meninjau langkah-langkah keamanannya sejak popularitasnya melonjak.

Sementara itu, pihak Zoom sendiri mengatakan kepada BBC bahwa mereka sangat menjaga privacy penggunanya.

"Zoom memperlakukan privasi, keamanan, dan kepercayaan penggunanya dengan sangat serius," begitu keterangan pihak perusahaan.

"Selama pandemi Covid-19, kami bekerja sepanjang waktu untuk memastikan bahwa rumah sakit, universitas, sekolah, dan bisnis lainnya di seluruh dunia dapat tetap terhubung dan beroperasi. Kami menghargai keterlibatan Jaksa Agung New York dalam masalah ini dan dengan senang hati memberinya informasi yang diminta," tambahnya, seperti dimuat BBC (Rabu, 1/4).

Di masa lalu, Zoom sendiri diketahui memiliki cacat keamanan, termasuk kerentanan yang memungkinkan penyerang untuk menghapus peserta dari rapat, pesan palsu dari pengguna dan membajak layar bersama.

Selain itu, pengguna lain juga menemukan bahwa mereka dipaksa melakukan panggilan tanpa sepengetahuan mereka.

Baru-baru ini, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pekan lalu mengunggah gambar di Twitternya soal dirinya memimpin rapat Kabinet menggunakan Zoom. Hal itu membuat banyak pihak bertanya soal seberapa aman kah itu.

Namun pihak Zoom memastikan keamanan aplikasi mereka.

"Secara global, 2.000 lembaga mulai dari perusahaan jasa keuangan terbesar di dunia hingga penyedia telekomunikasi terkemuka, lembaga pemerintah, universitas, praktik kesehatan dan praktik telemedicine telah melakukan tinjauan keamanan lengkap dari pengguna, jaringan kami. dan lapisan pusat data dengan percaya diri memilih Zoom untuk penyebaran lengkap," jelasnya.

"Kami berkomunikasi erat dengan Kementerian Pertahanan Inggris dan Pusat Keamanan Siber Nasional dan berfokus pada penyediaan dokumentasi yang mereka butuhkan," demikian keterangan dari pihak Zoom.




Dukung Presiden Prabowo Bawa Ahli Medis India ke Indonesia, Andi Arief: Kasihan Rakyat Kecil Tidak Punya Jalan Keluar untuk Transplantasi Organ

Sebelumnya

Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News