Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

WABAH virus corona atau Covid-19 yang saat ini menjadi pandemi global memang membuat resah banyak warga, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di dunia. Karena itulah, sebenarnya, bukan hal yang aneh jika banyak dari kira sebagai orang dewasa merasakan stres.

"Stres dan cemas adalah reaksi yang normal ketika seseorang dihadapi pada peristiwa abnormal," jelas psikolog pendidikan, Rini Setianingsih, M. Psi, dalam seminar parenting virtual yang digelar oleh Yayasan Pendidikan Avicenna Prestasi (YPAP) pada Kamis (2/4).

Rini menjelaskan, di satu sisi, stres sebenarnya memiki manfaat yang baik bagi tubuh untuk jangka waktu pendek.

Di antara manfaat tersebut adalah meningkatkan fungsi otak. Karena saat stres, otak dipaksa bekerja lebih keras dari biasanya. Sehingga dampaknya adalah fungsi otak menjadi meningkat, termasuk daya ingat dan konsentrasi. Hal itu terjadi karena produksi senyawa kimia dalam otak yang disebut neutrorophin akan meningkat.

Selain itu, stres juga membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, namun hanya untuk jangka waktu yang pendek. Pasalnya, ketika merespons stres, tubuh mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai infeksi dan ancaman penyakit dari luar dengan mengeluarkan interleukin. Zat kimia ini akan memperkuat sistem kekebalan tubuh, meskipun hanya untuk jangka waktu yang pendek.

Tapi, sekali lagi perlu diingat bahwa manfaat itu hanya untuk jangka pendek. Stress yang berlebihan dan tidak bisa dikendalikan justru memberikan dampak buruk bagi kesehatan.

"Stres dalam jangka pendek berguna untuk kesehatan. Tapi dalam jangka panjang justru membahayakan kesehatan," sambungnya.

Mengapa demikian, Rini menjelaskan bahwa stres memicu naiknya hormon kortisol secara berlebih yang juga berpotensi meningkatkan gula darah dalam tubuh. Hormon kortisol atau juga dikenal secara luas sebagai hormon stres, merupakan hormon yang akanakan diproduksi lebih banyak saat tubuh mengalami stres, baik fisik maupun emosional.

Di waktu bersamaan, stres bisa mengakitbatkan hormon serotonin. Ini adalah hormon yang berfungsi untuk membantu mengatur tidur, nafsu makan dan mood seseorang.

"Kondisi ini kemudian akan menyebabkan energi yang dipakai oleh tubuh lhabis untuk menghadpai stres. Hal tersebut juga akan berdampak pada sistem imun tubuh yang menurun serta berimbas pada terganggunya pola makan dan pola tidur," jelas Rini.

"Jika sudah demikian, maka tubuh akan rentan terhadap peyakit," sambungnya.

Karena itulah, penting bagi kita untuk bisa mengelola stres dengan baik. Salah satunya adalah dengan menyalurkan energi ke hal yang lebih positif.

"Cobalah untuk melakukan hobi yang bisa dikerjakan di rumah, atau beribadah dan relaksasi. Selain itu, menjaga komunikasi dengan keluarga dan kerabat atau teman juga bisa membantu meredam stres. Karena wabah virus corona masih membahayakan, komunikasi bisa dilakukan melalui teks atau video call," ujarya.

"Hal lain yang juga bisa dilakukan adalah dengan membatasi atau menyaring informasi yang masuk. Biasakan diri kita untuk mampu menyaring berita-berita atau informasi hoax dan hanya menerima informasi dari sumber atau media terpercaya," tutup Rini.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health