VIRUS corona atau Covid-19 yang saat ini menjadi pandemi global memicu ketidakpastian dalam banyak hal, termasuk ekonomi, politik dan sosial. Pasalnya, seluruh negara dan wilayah di dunia saat ini berupaya memerangi infeksi virus corona, dengan berbagai strategi dan upaya untuk sesegera mungkin membuat kondisi kembali normal seperti sedia kala.
Pada waktu yang bersamaan, para ahli mencoba memprediksi bagaimana pemulihan virus corona akan berlangsung di negara-negara di dunia. Mereka mencoba menilai, negara mana yang memiliki potensi paling besar untuk bisa pulih dan bangkit kembali lebih cepat pasca pandemi virus corona.
Untuk lebih memahami hal ini, banyak peneliti yang merujuk pada Indeks Ketahanan Global 2019 yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi FM Global. Indeks ini memberi peringkat ketahanan lingkungan bisnis di 130 negara di dunia.
Indeks tersebut dibuat berdasarkan faktor-faktor seperti stabilitas politik, tata kelola perusahaan, lingkungan risiko, logistik rantai pasokan, dan transparansi.
Dengan faktor-faktor yang sama, sejumlah peneliti, seperti dirangkum BBC (6/4) memasangkan peringkat ini dengan respons awal negara terhadap virus corona. Para peneliti juga mengidentifikasi negara-negara di seluruh dunia yang memiliki kemungkinan besar untuk mempertahankan stabilitas dan ketahanan di saat krisis pandemi virus corona saat ini.
Hasilnya, ada lima negara di dunia yang diproyeksikan dapat segera pulih dan bangkit dari pandemi virus corona. Kelima negara itu adalah:
1. Denmark
Dalam Indeks Ketahanan Global 2019, negara ini menduduki peringkat kedua dari atas. Selain itu, Denmark juga memiliki nilai tertinggi untuk pelacakan rantai pasokannya dan korupsi pemerintah yang rendah.
Bukan hanya itu, negara ini juga bergerak cepat ketika muncul kasus virus corona dengan segera memberlakukan jarak sosial dan menutup sekolah serta banyak bisnis swasta pada 11 Maret lalu. Kemudian pada 14 Maret, mereka menutup perbatasannya untuk orang asing. Padahal ketika itu, Denmark baru mencatat beberapa kasus positif virus corona.
Namun langkah agresif Denmark di awal wabah terbukti efektif.
"Flu biasa telah turun 70 persen dibandingkan tahun lalu, yang harus menjadi indikator yang baik tentang efektivitas langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah," kata Rasmus Aarup Christiansen, mitra pengelola Pissup Tours, yang berbasis di Copenhagen.
"Awalnya saya skeptis tetapi melihat bagaimana hampir semua negara lain telah mengambil langkah yang sama (seperti penutupan dan penutupan perbatasan) segera setelah Denmark, tampaknya pemerintah melakukan hal yang benar," sambungnya.
Hal tersebut juga didukung oleh budaya masyarakat Denmark, yang cenderung mempercayai otoritas dan bersedia berdiri bersama untuk tujuan bersama. Hal ini jelas berdampak pada efektivitas langkah-langkah tersebut.
"Kata 'samfundssind' (yang secara kasar diterjemahkan menjadi 'kewarganegaraan akal' atau 'kewajiban sipil') adalah kata kunci baru di Denmark pada media sosial dan tradisional, dan kebanyakan orang merasakan kewajiban moral untuk berkorban demi kesehatan masyarakat" kata Aarup Christiansen.
"Tidak ada yang mau dipanggil untuk bertanggung jawab karena membahayakan kehidupan warga senior hanya karena mereka tidak akan melepaskan kemewahan biasa mereka," jelasnya.
2. Singapura
Singapura mendapat nilai tinggi dalam indeks untuk ekonominya yang kuat, risiko politik yang rendah, infrastruktur yang kuat, dan korupsi yang rendah dalam survei. Di sisi lain, negara ini juga bergerak cepat untuk menanggulangi virus dan memiliki salah satu kurva paling datar dalam pandemi global.
"Kami memiliki kepercayaan yang luar biasa pada pemerintah kami, yang relatif transparan tentang setiap langkah yang mereka ambil untuk memerangi krisis ini," kata warga Singapura bernama Constance Tan, yang bekerja untuk platform analisis data Konigle.
"Sebagai aturan umum, jika pemerintah memberlakukan sesuatu, kami patuh," jelasnya.
Meski demikian, bukan berarti pelanggar aturan tidak terjadi. Namun pemerintah Singapura tidak segan mengambil langkah tegas seperti mengambil paspor dan izin kerja bagi mereka yang melanggar.
"Tapi secara keseluruhan, kami bekerja bersama, dan kami tidak perlu khawatir tentang kerusuhan sosial, orang-orang sekarat di jalanan atau destabilisasi ekonomi," kata Tan.
Sebagai negara kecil, Singapura bergantung pada pemulihan seluruh dunia untuk mendapatkan rebound paling sukses, tetapi penduduk umumnya percaya pada kekuatan masa di negara tersebut.
3. Amerika Serikat
Mengerem penularan penularan virus corona menjadi hal yang sangat menantang di negeri Paman Sam. Pandemi virus corona membawa serta dampak lain, yakni meningkatnya angka pengangguran di negeri Paman Sam. Hal ini terjadi sebagian besar karena PHK besar-besaran yang terjadi, secara khusus melanda pekerja restoran dan ritel serta bisnis lainnya.
KOMENTAR ANDA