SALAH satu malam yang paling dinanti dan diagungkan oleh umat Islam adalah Malam Nisfu Sya’ban (15 Syaban).
Waktu ini juga disebut dengan Lailatul Baro'ah artinya malam pengampunan dosa, malam berdoa dan malam pembebasan, saat semua buku amal ibadah manusia ditutup dan diganti dengan lembaran baru. Tahun ini nisfu sya’ban akan jatuh pada Rabu (8/4).
Malam Nisfu Sya’ban juga waktu yang ditunggu-tunggu oleh Nabi Yunus AS. Berikut ini adalah salah satu doa Nabi Yunus ketika malam Nisfu Sya'ban tiba.
Bacaan Doa Nabi Yunus:
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Laa ilaaha illaa anta, subhaanaka, innii kuntu minadz dzaalimiin
Artinya: "Ya Allah, Tiada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Allah. Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri dan aku termasuk golongan orang yang dzalim."
Dalam salah satu hadits tentang doa Nabi Nuh yang sangat masyhur:
دَعْوَةُ ذِى النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِى بَطْنِ الْحُوتِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّى كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ. فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِى شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ اسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ
Artinya: "Doa Dzun Nuun (Nabi Yunus) ketika ia berdoa dalam perut ikan paus adalah: Laa Ilaha Illa Anta Subhanaka Inni Kuntu Minadz Dzalimin (Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk diantara orang-orang yang berbuat aniaya). Sesungguhnya tidaklah seorang muslim berdoa dengannya dalam suatu masalah melainkan Allah kabulkan baginya."(HR. Tirmidzi no. 3505.)
Ustadz Ainul Yaqin, Wakil Ketua Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani) menjelaskan, dalam doa tersebut juga terdapat makna pengampun, taubat, dan istighfar dari seorang nabi atau hamba Allah dan sebagai kepasrahan hidup dan mati, berserah diri secara keseluruhan akan segala dosa agar dimaafkan Allah SWT.
"Mengharapkan kehadiran Allah untuk dirinya, pertolongan kekuatan Allah menjadi perisai dan kekuatan dalam menghadapi cobaan dan ujian Allah," katanya.
"Serta memohon dikabulkan hajat atau permintaan kepada Allah, sebagai zat tempat bersandar, memohon, meminta, bergantung agar dipenuhi semua kebutuhannya," ujarnya.
Sementara itu, menurut Imam Asy Syafii, doa yang dikabulkan oleh Allah SWT pada 5 malam, yaitu malam Jumat, malam Idul Fitri, malam Idul Adha, malam pertama bulan Rajab, dan malam Nisfu Syaban.
Rasulullah SAW bersabda: "Allah Ta'ala memberikan perhatian-Nya kepada seluruh makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya'ban. Dan Allah Ta'ala mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang yang musyrik dan orang yang saling berdengki satu sama lain." (HR At-Thabrani dari Muadz bin Jabbal radhiallahu 'anhu).
Pada malam Nisfu Sya’ban umat Islam dianjurkan membaca Surah Yasin sebanyak tiga kali, berzikir, berdoa sebanyak-banyaknya hingga amalan baik lainnya karena buku amalan mereka (umat Islam) akan ditutup.
Dikutip dari laman alhabibahmadnoveljindan.org, Selasa (7/4/2020), Pengasuh Ponpes Al Hawthah Al Jindaniyah, Al-Habib Ahmad bin Novel Salim Jindan mengatakan, membaca Surah Yasin tiga kali dan zikir bersama-sama pada malam Nisfu Sya’ban merupakan perkara yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
"Malam nisfu sya’ban adalah malam yang mulia di sisi Allah Subhanahu wa ta’ala serta malam yang penuh dengan keberkahan dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Banyak diriwayatkan dari hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasallam yang menyebutkan tentang keistimewaan dan kemuliaan malam nisfu syaban," kata Habib Jindan.
Lebih lanjut, membaca Surah Yasin pada malam tersebut memang sangat dianjurkan karena merupakan bagian dari ibadah saat waktu-waktu terakhir ditutupnya buku catatan lama dan akan diganti dengan yang baru.
"Sebagaimana juga pembacaan Surat Yasin tiga kali merupakan amal ibadah yang ketika membacanya dan kemudian bertawassul kepada Allah SWT dengan berkat pembacaan ayat suci Al-Qur’an, amal ibadah yang kita lakukan ini agar Allah memanjangkan umur," tuturnya.
Berikut ini adalah doa ketika malam nisfu syaban tiba:
اَللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَ لا يَمُنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ ياَ ذَا الطَّوْلِ وَ اْلاِنْعَامِ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ ظَهْرَ اللاَّجِيْنَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ وَ اَمَانَ اْلخَائِفِيْنَ . اَللَّهُمَّ اِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِى عِنْدَكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقِيًّا اَوْ مَحْرُوْمًا اَوْ مَطْرُوْدًا اَوْ مُقْتَرًّا عَلَىَّ فِى الرِّزْقِ فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقَاوَتِي وَ حِرْمَانِي وَ طَرْدِي وَ اِقْتَارَ رِزْقِي وَ اَثْبِتْنِىْ عِنْدَكَ فِي اُمِّ اْلكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَ قَوْلُكَ اْلحَقُّ فِى كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَ يُثْبِتُ وَ عِنْدَهُ اُمُّ اْلكِتَابِ. اِلهِيْ بِالتَّجَلِّى اْلاَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍ وَ يُبْرَمُ اِصْرِفْ عَنِّيْ مِنَ اْلبَلاَءِ مَا اَعْلَمُ وَ مَا لا اَعْلَمُ وَاَنْتَ عَلاَّمُ اْلغُيُوْبِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ . اَمِيْنَ
Artinya: "Ya Allah, Dzat Pemilik anugrah, bukan penerima anugrah. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Wahai dzat yang memiliki kekuasaan dan kenikmatan. Tiada Tuhan selain Engkau: Engkaulah penolong para pengungsi, pelindung para pencari perlindungan, pemberi keamanan bagi yang ketakutan.
Ya Allah, jika Engkau telah menulis aku di sisiMu di dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit rezeki, maka hapuskanlah, wahai Allah, dengan anugrahMu, dari Ummul Kitab akan celakaku, terhalangku, tertolakku dan kesempitanku dalam rezeki, dan tetapkanlah aku di sisimu, dalam Ummul Kitab, sebagai orang yang beruntung, luas rezeki dan memperoleh taufik dalam melakukan kebajikan.
KOMENTAR ANDA