KOMENTAR

PANDEMI virus corona atau Covid-19 belum berakhir. Pasien positif terinfeksi masih bertambah di seluruh dunia, termasuk sejumlah wilayah di Indonesia.

Tidak sedikit orang yang mencoba berbagai cara demi mencegah penularan virus tersebut. Salah satunya adalah dengan menjaga imunitas tubuh yang baik serta menjaga pola hidup bersih sehat.

Termasuk di antara langkah pencegahan itu adalah dengan mengkonsumsi sejumlah vitamin, terutama vitamin C dan vitamin E.

Zat gizi dalam vitamin memang sangat diperlukan dalam menjaga sistem imun tubuh, yang optimal sebagai upaya efektif agar tubuh selalu sehat untuk menangkal berabagai penyakit, termasuk virus corona.

Namun perlu juga dipahami bahwa presentase vitamin yang diperlukan oleh tubuh ada kadarnya. Pasalnya, kadar yang tidak tepat atau berlebihan justru berbahaya bagi tubuh.

Vitamin C sendiri merupakan nutrisi penting yang kaya manfaat bagi tubuh, seperti manfaat antioksidan, mencegah peradangan, menurunkan tekanan darah hingga memacu produksi kolagen pada kulit.

Sebagai nutrisi esensial yang tidak dapat diproduksi dan disimpan oleh tubuh, maka vitamin C disarankan untuk dikonsumsi setiap hari sesuai jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh. Konsumsi vitamin C dalam dosis tinggi dapat menimbulkan beberapa efek samping yang berbahaya.

Mengutip Healthline, beberapa efek samping dosis tinggi vitamin C adalah:

1. Memicu gangguan pencernaan.

Ini adalah efek samping yang paling umum. Efek samping ini umumnya dirasa saat seseorang mengonsumsi vitamin C dalam bentuk suplemen. Anda akan mengalami gejala pencernaan jika mengonsumsi vitamin C lebih dari 2 ribu miligram sekaligus.

Diare dan timbulnya rasa mual menjadi gangguan pencernaan yang paling banyak terjadi akibat konsumsi vitamin C. Asupan berlebih juga telah dilaporkan memicu refluks asam lambung.

2. Menyebabkan kelebihan zat besi

Vitamin C dikenal akan manfaatnya untuk menyerap zat besi. Vitamin C dapat mengikat zat besi non-heme yang banyak ditemukan dari makanan berbasis nabati.

Sebuah studi pada orang dewasa menemukan bahwa penyerapan zat besi meningkat hingga 67 persen saat seseorang mengonsumsi 100 miligram vitamin C.

Namun, individu dengan kondisi tertentu seperti hemochromatosis, harus berhati-hati dengan suplemen vitamin C. Hemochromatosis merupakan kondisi ketika kadar zat besi di dalam tubuh terlalu berlebih dan menumpuk di organ hati, jantung, pankreas, dan sendi.

3. Meningkatkan risiko batu ginjal

Kelebihan vitamin C dikeluarkan dari tubuh sebagai oksalat atau produk limbah tubuh. Oksalat umumnya dikeluarkan melalui urin. Namun, dalam beberapa kasus, oksalat dapat membentuk kristal yang menimbulkan pembentukan batu ginjal.

Mengonsumsi terlalu banyak vitamin C berpotensi meningkatkan jumlah oksalat dalam urine, sekaligus memicu pembentukan batu ginjal.

Sebuah penelitian pada orang dewasa menemukan, konsumsi suplemen vitamin C 1.000 miligram dua kali sehari selama enam hari meningkatkan jumlah oksalat hingga 20 persen. Selain itu, laporan gagal ginjal juga dilaporkan terjadi pada orang yang mengonsumsi lebih dari 2 ribu miligram dalam sehari.

Lalu, bagaimana dosis yang sebenarnya dibutuhkan tubuh?

Mengutip Medical News Today, orang dewasa direkomendasikan mengonsumsi 90 miligram vitamin C untuk laki-laki dan 75 miligram vitamin C untuk perempuan setiap harinya. Orang dewasa yang mengonsumsi vitamin C lebih dari 2 ribu miligram per hari berisiko mengalami efek samping.

Batas tertinggi asupan vitamin C harian berdasarkan usia adalah 400 miligram untuk usia 1-3 tahun, 650 miligram untuk usia 4-8 tahun, 1.200 miligram untuk usia 9-13 tahun, 1.800 miligram untuk usia 14-18 tahun dan 2.000 miligram untuk usia 19 tahun ke atas

Selain vitamin C, vitamin E juga tidak kalah lakuknya di tengah kondisi saat ini.

Apa itu vitamin E? Vitamin E adalah jenis vitamin yang memiliki fungsi untuk memelihara kesehatan kulit, menjaga kesuburan organ reproduksi, menyehatkan mata, sel darah dan otak. Perlu diketahui vitamin E juga sebagai antioksidan yang berfungsi untuk mempertahankan integritas membran sel.




3 Resolusi Sehat Menjelang Tahun 2025: Jangan Abai Mengelola Stres

Sebelumnya

Cara Mengolah Kentang yang Tepat Agar Nutrisinya Terjaga

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health