WABAH virus corona atau Covid-19 yang saat ini telah merenggut lebih dari 200 nyawa di Indonesia membuat resah banyak pihak.
Sebagai salah satu upaya untuk "mengusir" wabah tersebut, tujuh orang muazin mengumandangkan azan secara bersamaan di Masjid Agung Sang Cipta Rasa Kota Cirebon, Jawa Barat pekan ini.
Kumandang azan oleh tujuh muazin itu dilakukan sebagai bentuk doa agar wabah virus corona segera berakhir di Indonesia.
Azan oleh tujuh muazin itu sendiri merupakan bagian dari tradisi masyarakat Cirebon yang dikenal dengan istilah "azan pitu". Kata "pitu" dalam bahasa Jawa bermakna tujuh, merujuk pada jumlah muazin yang mengumandangkan azan.
Penghulu Keraton Kasepuhan dan Masjid Agung Sang Cipta Rasa Jumhur mengatakan azan pitu merupakan tradisi sejak zaman Sunan Gunung Jati yang digunakan untuk menolak bala, wabah penyakit, sihir dan lainnya.
"Kita kumandangkan azan pitu atau tujuh karena kita ketahui saat ini sedang ada wabah corona. Dulu, azan pitu ini dikumandangkan juga untuk menolak wabah, sihir dan lainnya. Dulu pernah wabah cacar dan lainnya," kata Jumhur usai azan tujuh di Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jabar, Kamis (9/4) malam, mengutip detikcom.
Jumhur mengatakan, setelah mengumandangkan azan di Masjid Agung Sang Cipta Rasa, ketujuh muazin akan berkeliling menuju perbatasan Kota Cirebon untuk mengumandangkan azan.
"Nanti ke sudut-sudut atau perbatasan Kota Cirebon. Semoga wabah ini segara diangkat oleh Allah, segera selesai," kata Jumhur.
Jumhur mengaku telah mendapat restu dari pihak kesultanan untuk menggelar tradisi azan pitu.
"Nanti setiap sudut perbatasan kota hanya satu muazin yang azan," katanya.
Sekadar diketahui, azan pitu selalu dikumandangkan setiap Salat Jumat di Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Tradisi azan pitu sudah ada sejak zaman Sunan Gunung Jati.
KOMENTAR ANDA