SETIAP anak secara naluri senang belajar sejak terlahir di bumi. Mereka senang belajar jika hal itu sesuai dengan kebutuhan dirinya.
Namun di masa wabah virus corona atau Covid-19 seperti saat ini, anak-anak dipaksa untuk tinggal di rumah dan melakukan aktivitas, termasuk belajar di rumah. Hal ini berlangsung sejak hampir sebulan terakhir dan masih belum jelas kapan akan berakhir, mengingat masih tingginya kasus infeksi virus corona di Indonesia.
Karena itul, wajar bila di masa krisis seperti saat ini, anak kerap menolak untuk belajar atau mudah marah. Sebagai orang tua, kita harus memahami situasi ini dan juga kondisi anak.
Alih-alih merespon anak dengan emosi, ini sembilan langkah yang bisa dilakukan untuk merespon anak yang marah, seperti dimuat @keluarkakitaid:
1. Dengarkan dengan sepenuh hati dan sepenuh tubuh, tanpa pegang gawai ataupun sambil melakukan aktivitas lain.
2. Beri tanggapan dalam satu kata. Bukan nasihat panjang agar anak bebas berekspresi. Contoh: "Oh, begitu," atau "Hmm...".
3. Berikan nama atas perasaan yang dialami anak. Contoh: "Oh kamu kesal, rasanya kayak mau meletus ya?" atau "Oh jadi sedih ya?".
4. Sebut tingkah laku anak, lalu kaitkan dengan emosinya. Contoh: "Kamu tendang-tendang karena marah ya?".
5. Beri waktu anak untuk mengekspesikan emosinya, tetapi tetap tegas kuntuk tidak melanggar kesepakatan bersama, contoh: "Menangis boleh, tapi tidak merusak barang ya".
6. Bila kita merasakan emosi, lakukan langkah mengelola emosi. Jangan ragu mengatakan kepada anak bahwa kita juga perlu waktu untuk menenangkan diri.
7. Saat kita sudah tenangtemui anak dan mendekat secara fisik.
8. Batasi tingkah laku lain yang bisa dilakukan saat anak mengalami emosi yang sama. Contoh: "Kalau sedang marah, daripada teriak-teriak, kamu bisa biang baik-baik kalau kamu tidak suka, ibu akan dengarkan,".
9. Setelah marah reda, diskusikan lagi dengan anak tentang belajar di rumah.
KOMENTAR ANDA