KITA terbelalak melihat cepatnya vaksin Covid-19 ditemukan. Oleh jenderal wanita Chen Wei di Wuhan itu.
Ternyata itu kalah cepat.
Kemarin TV pemerintah Tiongkok mengumumkan yang baru lagi: ada satu penemuan vaksin yang sudah dinyatakan lulus uji klinik tahap kedua.
Sedang vaksin penemuan Chen Wei baru memasuki uji klinik tahap kedua. Dua hari lalu.
Tapi, menurut catatan WHO, organisasi kesehatan dunia, vaksin penemuan Chen Wei adalah satu-satunya yang tercatat di lembaga itu yang sudah melakukan uji klinik tahap kedua.
Berarti penemuan yang lebih cepat itu belum didaftarkan ke WHO, entah dengan maksud apa.
Pemerintah Tiongkok sendiri menyebutkan vaksin yang lebih cepat ini dikembangkan oleh perusahaan di Beijing dan Wuhan. Yakni China Institute Biological Sino Pharmaceutical Group (Wuhan) dan Kexing Zhongwei Biotechnology Co. Ltd (Beijing).
Jelas sekali di berita itu, pemerintah mengatakan bahwa vaksin ini adalah gelombang pertama yang sudah menyelesaikan uji klinik tahap kedua.
Kalau begitu masih perlu tahap apa lagi? Sebelum diproduksi massal?
Kalau zaman normal-normal saja berarti tinggal diperlukan satu tahap uji klinik lagi.
Atau jangan-jangan Tiongkok akan menggunakan klausul pandemik untuk mempercepat produksi vaksin ini.
Menurut aturan memang diperlukan tiga tahap uji klinik. Begitulah prosedur penemuan obat baru.
Uji klinik tahap pertama untuk melihat bahaya efek samping obat tersebut. Karena itu jumlah orang yang ikut uji coba tidak perlu banyak.
Dalam hal ini vaksin yang ditemukan Jenderal Chen Wei sudah lolos. Yakni diputuskan dalam sidang jarak jauh tanggal 16 Maret lalu. Yang sidangnya hanya berlangsung dua jam.
Lalu dikeluarkan izin untuk melakukan uji klinik tahap kedua.
Chen Wei pun mencari relawan sebanyak 500 orang. Penyuntikan pertama uji klinik tahap kedua itu sudah dilakukan: tanggal 13 April kemarin. Termasuk kepada kakek berumur 84 tahun.
Mengapa diujicobakan kepada orang yang begitu tua? ”Karena banyak juga orang setua itu terserang Covid-19. Padahal dosis vaksin untuk orang umur 80 harus berbeda dengan yang umur 60,” tulis berita itu.
Uji coba tahap kedua diperlukan untuk melihat kemanjuran vaksin. Karena itu jumlah orang yang ikut uji coba lebih banyak lagi.
Di tahap ini vaksin penemuan Chen Wei kalah cepat dengan yang cepat tadi.
Sedang vaksin yang ditemukan ahli Amerika Serikat kini masih menunggu hasil uji klinik tahap pertama. Berarti Amerika kalah dua langkah --dari segi kecepatan. Entahlah dari segi kualitas.
Sebenarnya saya masih menunggu perkembangan terbaru dari Tiongkok. Tadi malam. Saya berharap ada berita susulan: tidak diperlukan lagi uji klinik tahap ketiga. Dengan alasan ini kan zaman pandemik.
Tapi yang saya nantikan tidak datang. Padahal saya menunggunya sampai pukul 22.00. Sampai saya terkantuk-kantuk.
Ya sudahlah. Mata sudah tidak kuat lagi. Sudah tidak seperti dulu, yang kuat menunggu hasil pertandingan sepak bola Eropa sampai pukul 1 malam.
Uji klinik tahap ketiga itu sebenarnya ”hanya” untuk extra hati-hati. Tujuannya: apakah vaksin itu secara keseluruhan bisa menghasilkan seperti yang direncanakan.
KOMENTAR ANDA