KETIKA saya bertanya tentang makna ibadah puasa kepada Gus Dur, maka Sang Mahaguru Bangsa malah balik bertanya "Sudah pernah baca hadits Jihad Al Nafs?".
Karena memang belum pernah membaca hadits Jihad Al Nafs maka saya jawab "Belum!".
Kemudian Gus Dur berbaik hati meluangkan waktu berharga beliau demi berkisah sebuah hadits tentang Jihad Al Nafs sebagai berikut (mohon dimaafkan apabila saya keliru dalam memetik dan menulis kembali):
Jihad Al Nafs
Al Sukuni meriwayatkan dari Abu Abdillah Al Shadiq bahwa ketika Nabi Muhammad SAW menyambut pasukan Sariyyah kembali setelah memenangkan peperangan, Rasulullah SAW bersabda:
"Selamat datang wahai orang-orang yang telah melaksanakan jihad kecil tetapi masih harus melaksanakan jihad akbar!".
Ketika orang-orang bertanya tentang makna sabda itu, Rasulullah SAW menjawab:
"Jihad kecil adalah perjuangan menaklukkan musuh. Jihad akbar adalah Jihad Al-Nafs, perjuangan menaklukkan diri sendiri!"
Kearifan
Setelah dari Gus Dur menerima warisan kearifan yang tersurat dan tersirat di dalam hadits tentang Jihad Al Nafs maka daya pemikiran sederhana saya dapat mulai sedikit mampu memahami bahwa satu di antara sekian banyak hikmah makna yang terkandung di dalam ibadah puasa di bulan suci Ramadhan adalah sebuah perjuangan menaklukkan hawa nafsu diri sendiri.
Sebuah perjuangan yang pada hakikatnya sangat berat sebab musuh terbesar adalah hawa nafsu diri sendiri.
Sebuah perjuangan yang paling akbar di antara semua perjuangan.
Keberhasilan perjuangan menaklukkan hawa nafsu diri sendiri pada saat menunaikan ibadah puasa pada bulan suci Ramadhan memiliki nilai sangat bermakna sebagai bekal utama keberhasilan bangsa Indonesia melawan dan menumpas angkara murka pageblug Covid-19.
Marhaban ya Ramadhan. Mohon maaf lahir dan batin. Selamat menunaikan ibadah puasa.
Penulis adalah pembelajar makna adiluhur terkandung di dalam ibadah puasa.
KOMENTAR ANDA