ANAK perempuan yang memiliki postur tubuh tinggi dan kurus selama masa kanak-kanak lebih berisiko terkena endometriosis di kemudian hari.
Begitu kata sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh sekelompok peneliti dari Universitas Copenhagen dan rumah sakit Frederiksberg di Denmark.
Penelitian itu dilakukan dengan mengamati data tinggi dan berat badan dari 170.000 wanita yang lahir di Denmark antara tahun 1930-1996 serta dan catatan rumah sakit soal endometriosis atau adenomiosis (kondisi terkait) yang dikumpulkan antara tahun 1997-2017.
Untuk diketahui, endometriosis sendiri adalah suatu gangguan pada jaringan yang biasanya melapisi rahim tumbuh di luar rahim. Dengan endometriosis, jaringan dapat ditemukan di indung telur, saluran telur, atau usus.
Penyakit ini memiliki sejumlah gejala, seperti rasa sakit di perut bagian bawah, tingkat nyeri period yang tidak normal yang mengganggu kehidupan sehari-hari, rasa sakit saat berhubungan seks,sembelit dan sulit hamil.
Saat ini para peneliti meyakini bahwa ada sekitar 10 persen wanita yang hidup dengan kondisi tersebut. Beberapa di antaranya berada dalam kondisi tidak subur karena tidak mendapat perawatan.
Dalam penelitian terbaru, para peneliti di Denmark menemukan ada korelasi antara berat badan, tinggi badan dan diagnosis endometriosis. Mereka menemukan bahwa kondisi ini lebih umum terjadi pada wanita yang memiliki postur tubuh tinggi dan ramping di masa kanak-kanak mereka.
Secara keseluruhan, di antara 170.000 wanita yang diteliti, 2.149 di antaranya didiagnosis memiliki endometriosis, dan 1.410 dengan adenomiosis dari ukuran sampel.
Para peneliti menemukan bahwa, anak perempuan tujuh tahun dengan tinggi dan berat badan rata-rata, memiliki risiko endometriosis 8 persen lebih rendah daripada anak yang beratnya lebih rendah 2,3 kg.
Kemudian, pada usia 13 tahun, jika Anda membandingkan dua anak perempuan dengan tinggi rata-rata, orang yang memiliki berat badan 6,8 kg lebih sedikit memiliki risiko peningkatan endometriosis sebanyak enam persen.
Hal itu juga berlaku pada tinggi badan. Penelitian yang sama, seperti dikabarkan The Independent awal pekan ini, menemukan bahwa memiliki postur tubuh tinggi di atas rata-rata teman seusianya ketika kanak-kanak, berpotensi menyebabkan seorang gadis memiliki risiko endometriosis yang lebih besar.
"Ukuran tubuh selama usia ini adalah indikator untuk risiko kemudian," kata Dr Jennifer Baker, rekan penulis penelitian tersebut.
"Ini benar-benar memberi tahu kita bahwa akar penyakit ini terletak lebih awal dalam kehidupan daripada yang diperkirakan orang sebelumnya," sambungnya.
Para peneliti mengatakan satu penjelasan yang mungkin untuk kaitan tersebut adalah bahwa ukuran tubuh dan endometriosis mungkin terkait dengan kadar estrogen. Ini adalah hormon yang mendorong pertumbuhan lapisan rahim serta pertumbuhan pertumbuhan selama masa pubertas.
KOMENTAR ANDA