Obat/Net
Obat/Net
KOMENTAR

TIM peniliti dari Amerika Serikat dan Prancis mengungkapkan, setidaknya ada 10 senyawa obat yang diyakini bisa efektif mencegah perkembangbiakan virus corona baru di dalam tubuh.

Dalam sebuah penelitian multidisiplin yang mereka lakukan, disimpulkan bahwa ada 47 senyawa yang bisa mencegah atau memblokir virus corona berinteraksi dengan protein manusia dan membuat replikasinya.

Senyawa-senyawa tersebut ternyata sudah ada dalam 10 obat yang telah disetujui, beberapa bahkan sudah menjadi andalan dalam perawatan pasien Covid-19, seperti dilansir CNA.

Penelitian yang diabstraksikan dalam jurnal Nature pada Kamis (30/4) itu menyebutkan, obat alergi termasuk clemastine, haloperiodol antipsikotik, dan obat malaria hydroxychloroquine diyakini bisa memblokir interaksi virus dengan protein.

Hydroxychloroquine yang selama ini dipuji oleh Presiden AS Donald Trump ternyata bisa berikatan dengan reseptor sel manusia, di mana virus corona tidak bisa masuk ke dalam sel.

Kendati begitu, hydroxychloroquine ternyata juga baru-baru ini diketahui bisa mengenai protein tertentu pada jaringan jantung sehingga memberi efek samping toksik, jantung berdegup.

Bukan hanya ketiga obat tersebut, tim juga menemukan, bahan kimia eksperimental, PB28 ternyata lebih kuat 20 kali dari hydroxychloroquine dalam menargetkan reseptor dengan afinitas yang jauh lebih rendah untuk protein jantung.

Hormon progesteron juga ditemukan bisa bertindak sebagai lawan virus. Itu juga yang bisa menjelaskan alasan pria tampaknya lebih rentan terhadap Covid-19 dan menderita komplikasi parah dibanding wanita.

Senyawa lainnya yang memiliki sifat antivirus adalah plitidepsin yang digunakan untuk terapi kanker eksperimental PharmaMar, Aplidin yang berbasis di Madrid yang saat ini juga sedang diuji untuk Covid-19.

“Beberapa obat dan senyawa kami berkali-kali lebih kuat daripada remdesivir, setidaknya dalam pengaturan laboratorium,” ujar penulis penelitian dari University of California, San Francisco, Nevan Krogan.

Remdesivir Gilead sendiri tampaknya bisa segera mendapatkan persetujuan regulator setelah hasil uji coba awal pada Rabu (29/4) menunjukkan obat itu terbukti bisa membantu pasien Covid-19 pulih dengan cepat.

Dalam penelitian tersebut, tim peneliti mengatakan akan terus menguji kandidat yang telah mereka identifikasi dan menggunakan metode yang sama untuk mempelajari biologi penyakit lebih lanjut.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health