PANDEMI virus corona atau Covid-19 memiliki dampak yang luas pada seluruh lapisan masyarakat. Salah satunya adalah kekhawatiran akan meningkatnya kehamilan pasca pandemi.
Kekhawatiran tersebut dikemukakan oleh Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo. Dilansir Jawapos (Selasa, 5/5), dia menjelaskan bahwa dalam situasi bekerja dari rumah alias work form home (WFH), banyak interaksi pasangan yang menjadi lebih intens.
Berdasar BKKBN, bersamaan dengan pandemi virus corona, penggunaan alat kontrasepsi menjadi turun.
"Pantauan kami, pemakaian alat kontrasepsi turun 50 persen. Ini bahaya," katanya.
Menurutnya, penurunan tersebut bisa memicu tingginya angka kehamilan. Pada masa awal kehamilan, terutama delapan minggu pertama, merupakan masa yang sangat rawan. Sebab, di periode itulah terjadi fase krusial pembentukan organ pada janin.
Padahal, layanan untuk ibu hamil di fasilitas kesehatan kini terdampak pandemi. Selain itu, banyak keluarga yang ekonominya terganggu karena PHK atau usaha yang lesu. Akibatnya, belanja untuk pemenuhan nutrisi istri hamil juga berpotensi terganggu.
"Apalagi, pada fase hamil muda, daya tahan tubuh turun sehingga lebih rentan terserang penyakit," sambungnya.
Karena itu, Hasto menyarankan agar pasangan usia subur tetap menggunakan alat kontrasepsi di masa pandemi saat ini.
Dia juga menjelaskan bahwa BKKBN sudah menyediakan alternatif akses layanan KB melalui mobil keliling di berbagai daerah.
"Jadi, kami pesan betul, di masa pandemi ini tolong jangan hamil dulu," tekan Hasto.
KOMENTAR ANDA