Nuri Maulida, Andi Anti, Rizky Anggarda PS nara sumber Muslimah Creative Streaming Festival 2020 hari kedua (9/05/2020)
Nuri Maulida, Andi Anti, Rizky Anggarda PS nara sumber Muslimah Creative Streaming Festival 2020 hari kedua (9/05/2020)
KOMENTAR

PANDEMI covid-19 sudah mengubah kondisi dan kebiasaan seluruh masyarakat. Sudah hampir dua bulan lamanya, warga diminta untuk beraktifitas dari rumah saja, baik itu bekerja, sekolah, maupun beribadah. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan oleh berbagai pemerintah daerah guna memperkecil orang yang terinfeksi.

Namun sayangnya, masih banyak warga yang tidak mengindahkan perintah PSBB tersebut. Beberapa memilih tetap beraktifitas, bekerja di luar rumah, dan beribadah secara sembunyi-sembunyi di rumah-rumah ibadah. Alasannya cukup klise, bosan dan jika tidak bekerja maka tidak makan.

"Di lampung, PSBB memang belum diberlakukan, namun suasana di sini sudah tidak seperti biasanya, sudah sepi. Cuma waktu saya ke supermarket, saya pikir akan sepi, tapi tidak. Di bagian fashion, masyarakat masih berkerumun. Di situ saya tidak habis pikir, ke mana social distancing yang selama ini diminta pemerintah. Jadi saya kemudian berpikir untuk kembali ke diri saya sendiri saja," kata selebriti Nuri Maulida, yang kini tinggal di Lampung, saat Live Streaming acara MCSF 2020, sabtu (9/5).

Suasana yang sama tampak pula di Makassar. Meski di sana zona merah lantaran sudah ada 708 pasien positif dan 46 meninggal dunia, masih banyak toko dan rumah ibadah yang melakukan kegiatan seperti biasa. "Makassar itu pintu gerbang Indonesia Timur, local transmition di sini sangat aktif sehingga meski sudah diberlakukan PSBB tetap saja masih ada yang bandel," aku muslimah influencer Anti Jamilah, salah satu nara sumber MCSF 2020.

Melihat kondisi di atas, baik Nuri maupun Anti menyarankan muslimah Indonesia untuk bisa berkreasi dari rumah saja. Bantu sesama dengan aksi tengok kiri, tengok kanan, depan, dan belakang. Peduli terhadap lingkungan sekitar, peduli terhadap tetangga yang membutuhkan. Bantu mereka agar tidak lagi keluar rumah dengan membagi sedikit rezeki yang kita punya.

"Di sini, saya punya komunitas Jamilah Hijab Community. Selama pandemi ini dan merayakan ulang tahun ke-9 komunitas, kami punya program 'One Person for One Family'. Jadi, kami menantang sahabat dan keluarga untuk bergotong royong menghadapi pandemi. Satu orang membantu satu keluarga selama 14 hari ke depan. Tujuannya, agar mereka tidak lagi bekerja di luar dan pandemi ini bisa segera berakhir," ucap Anti yang juga seorang enteprenuer.

Dan, agar #dirumahaja tetap memberi manfaat, menurut Nuri jangan berhenti berkreasi. Ajak anak untuk melakukan aktifitas-aktifitas baru, seperti membantu membuat kue lebaran, mengecat rumah, dan hal-hal lainnya. "Di balik wabah ini banyak hikmah yang tersembunyi. Allah kasih sesuatu pasti yang terbaik untuk kita," tegas dia.

"Semoga situasi ini cepat membaik, bahkan mereda. Biar kita bisa beraktifitas seperti sedia kala, bisa jalan-jalan, kerja, sekolah, beribadah dengan bebas, liburan, atau ke mall," harap Rizky Anggarda PS, hijabers asal Sanggata, Kutai Timur.

 




Tempo Scan 100% Indonesia "Kembalikan Senyum Bayi dan Anak Palestina": Aksi Nyata Membela Kesetaraan dan Kemanusiaan

Sebelumnya

Jaya Suprana: Resital Pianis Tunanetra Ade “Wonder” Irawan Adalah Peristiwa Kemanusiaan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel C&E