BEBERAPA waktu belakangan, muncul semacam fenomena atau tren di mana pekerja seni atau artis tampil di layar kaca menggunakan face shield sebagai alat proteksi diri dari penularan virus corona atau Covid-19. Namun, apakah hal tersebut efektif?
Dokter Spesialis Paru, dr. Jaka Pradipta Sp.P melalui akun Twitterya, @jcowacko pada Jumat (8/5) menjelaskan, face shield digunakan sebagai perlindungan fisik dari droplet yang menyembur langsung ke wajah kita. Penggunaannya yang ideal adalah menggabungkannya dengan masker wajah.
"Face shield diutamakan dipakai oleh tenaga medis karena tenaga medis berisiko kontak dengan droplet langsung jarak dekat," jelasnya.
"Face shield juga mampu menggantikan kacamata untuk melindungi mata," sambung dr. Jaka.
Lebih lanjut dia menerangkan, face shiels yang ideal melindungi dari kening hingga menutupi dagu, lebarnya hingga samping telinga. Sehingga sedikit ruang untuk droplet masuk ke dalamnya.
"Intinya, perlindungan face shield akan maksimal dengan menggunaan masker wajah dan sambil jaga jarak dengan orang lain," tambahnya.
Namun yang menjadi masalah saat ini, face shield digunakan di televisi oleh pekerja seni bertujuan agar wajah artis tetap terlihat dan suaranya masih jelas terdengar dibandingkan menggunakan masker.
Namun dr. Jaka menyebut, hal ini justru dikhawatirkan dianggap menjadi sesuatu yang aman dan boleh dilakukan.
Padahal, jelasnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar memakai masker dibandingkan face shield. Karena pada masker ada lapiran penyaring udara dan masker bisa melindungi wajah kita dari kebiasaan tangan memegang wajah. Sedangkan face shield tidak bisa.
Selain itu, masih kata dr. Jaka, pemakaian face shield pada bayi juga masih kontroversial. Beberapa artikel internasional mengatakan bisa membuat bayi menjadi kekurangan oksigen.
"Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan tidak memegang wajah dalam keadaan tangan kotor sudah cukup melindungi kita dari virus corona. Face shield hanya digunakan pada kasus-kasus tertentu saja dan harus benar penggunaannya," demikian dr. Jaka.
KOMENTAR ANDA