Daniel Tammet/ Net
Daniel Tammet/ Net
KOMENTAR

ALLAH senantiasa adil kepada umat-Nya. Setiap kekurangan yang ada pada manusia, Yang Maha Pencipta pasti memberikan kelebihan luar biasa padanya.

Begitulah Daniel Tammet, seorang pengidap autisme yang dianugerahi kecerdasan yang mampu memukau dunia.

Sejak balita, Daniel memiliki kebiasaan membenturkan kepalanya ke tembok dan sering mengalami kejang. Kedua orangtuanya tidak menyadari, jika pria kelahiran London, 31 Januari 1979 itu mengidap autis.

Untuk mencegah agar Daniel tidak berperilaku buruk, saudaranya sering mengajak dua menghafal angka. Tak disangka, rangkaian angka yang disebutkan oleh saudaranya, mampu dihafalkan Daniel dengan cepat.

"Angka-angka itu bergerak dalam pikiran saya. Kadang cepat atau lambat, kadang menjadi gelap atau cerah. Emosi, gerakan dan tekstur itu akan sangat berkesan bagi saya," kata Daniel seperti dikutip dari ABC News.

Tak hanya soal hitung cepat, perhitungan astronomi pun dilahapnya. Bahkan, Daniel dapat berbicara dalam 10 bahasa dan menciptakan bahasanya sendiri yang diberi nama Manti.

Obsesinya terhadap angka-angka membawanya mencapai prestasi luar biasa. Saat Pi Day, 14 Maret 2004, Daniel mencetak rekor Eropa setelah membacakan angka Pi, yaitu rasio keliling lingkaran dengan diameternya dianggap sebagai angka irasional dalam matematika, karena tidak berakhir.

Daniel memang memiliki bakat luar biasa. Bahkan ia mampu meninggalkan dunianya yang autis dan berkomunikasi dengan cara yang tidak mungkin dilakukan oleh kebanyakan orang cerdas lainnya.

"Seperti halnya angka, bahasa adalah sesuatu yang saya miliki luar biasa. Itu adalah sesuatu yang saya dapat lakukan dengan sangat baik di luar kemampuan banyak orang," akunya.

Daniel memiliki kemampuan menguasai bahasa Inggris, Spanyol, Prancis, Jerman, Finlandia, Lithuania, Rumania, dan Islandia.

"Daniel menguasai bahasa dan memahami mereka sebagai kode. Dia memperlakukan kosa kata dan tata bahasa sebagai sistem dan dia ingin memecahkan sistem, memecahkan kodenya,' kata Simon Baron-Cohen, Direktur Ousat Penelitian Autisme di Universitas Cambridge, Inggris.

 




Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Sebelumnya

Timnas Indonesia Raih Kemenangan 2-0 atas Arab Saudi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News