Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

SALAH satu aktivitas yang terganggu akibat pandemi virus corona atau Covid-19 yang saat ini terjadi adalah kegiatan belajar-mengajar di sekolah.

Aktivitas tersebut dialihkan di rumah dengan bantuan teknologi untuk membuat pertemuan virtual dan berbagi materi pembelajaran.

Saat ini, di sejumlah negara di Eropa yang sempat terpukul akibat pandemi virus corona, sekolah-sekolah sudah mulai dibuka kembali secara bertahap. Namun pembukaan sekolah dibarengi dengan langkah-langkah ekstra demi menjaga para siswa agar terhindar dari penularan virus corona.

Di Indonesia sendiri, hingga saat ini belum ada keputusan jelas dari pemerintah soal kapan sekolah-sekolah akan kembali dibuka. Penentuan kapan sekolah akan dibuka kembali akan tergantung pada kurva infeksi virus corona serta sejauh mana pengendalian penularan virus corona dapat dilakukan oleh pemerintah.

Memulai kembali aktivitas belajar-mengajar di sekolah pasca pandemi Covid-19 pun bukan merupakan hal yang mudah bagi banyak pihak, tidak terkecuali orangtua. Perasaan cemas, was-was dan khawatir akan sangat mungkin menghampiri.

Untuk meredam semua kegelisahan tersebut, ada baiknya orangtua melakukan sejumlah hal ini jika nantinya sekolah kembali dibuka.

1. Pastikan sekolah menerapkan jarak sosial

Menjaga jarak sosial merupakan hal yang penting dan didorong oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) demi mencegah penularan virus corona.

Bagi siswa sekolah dasar, menengah dan tingkat tinggi, konsep menjaga jarak sosial akan lebih mudah diajarkan dan dilakukan. Namun bagaimana dengan siswa pra-sekolah?

Anak-anak di usia tersebut belum terbiasa melakukan jarak sosial. Ketika datang ke sekolah, anak-anak usia tersebut terbiasa bersalaman dan memeluk guru-gurunya.

Selain itu, mereka juga kerap bergandeng tangan, memeluk atau melakukan kontak fisik lainnya saat bermain dengan teman sebayanya.

"Ada banyak hal yang harus dilakukan oleh semua pusat pengasuhan anak setelah dibuka kembali untuk menjaga anak-anak dan keluarga aman," kata presiden American Academy of Pediatrics (APP), Dr. Sally Goza kepada HuffPost pekan ini.

"Anak-anak kecil suka memeluk. Mereka suka berada di sebelah satu sama lain. Mereka tidak suka masker. Jadi itu akan menjadi tantangan," kata Goza.

Meski begitu, bukan berarti jarak sosial tidak bisa diterapkan di taman kanak-kanak dan pra-sekolah.

Sebagai contoh, di Amerika Serikat, APP mengeluarkan pedoman untuk tempat penitipan anak dan pra-sekolah agar bisa menerapkan jarak sosial dengan baik pasca pandemi Covid-19.

Di antara pedoman tersebut adalah, anak-anak harus dijaga sejauh enam kaki atau setara dengan 1,8 meter dari satu sama lain selama waktu makan siang. Selain itu, sekolah harus menghidari kegiatan berkelompok yang akan membuat anak-anak berdekatan, seperti membuat lingkaran kecil.

Pedoman menjaga jarak sosial lainnya yang bisa dijadikan contoh lainnya adalah pedoman yang dikeluarkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat. Salah satu pedoman yang dibuat antara lain adalah sekolah mengatur waktu kedatangan dan penjemputan para siswa secara bergilir untuk menghindari kerumunan.

2. Pastikan sekolah menerapkan langkah keamanan spesifik lainnya

Di Amerika Serikat, sebagai contoh lagi, pedoman lain yang diterapkan adalah setiap sekolah harus melakukan pemeriksaan suhu harian demi memantau kondisi kesehatan para siswa dan staf serta guru di sekolah.

Selain itu, hal yang juga harus jadi perhatian adalah soal kebiasaan mencuci tangan yang diterapkan oleh sekolah kepada para siswanya.

Orangtua juga perlu tahu mengenai bagaimana pihak sekolah membersihkan dan mendisinfeksi fasilitas sekolah beserta maian yang biasa digunakan anak-anak.

Orangtua juga perlu menanyakan mengenai penggunaan masker. Bagi anak-anak pra-sekolah, menggunakan masker sepanjang waktu belajar mengajar di sekolah mungkin bukan hal yang menyenangkan dan akan membuatnya terganggu. Karenanya, tanyakan kepada sekolah, bagaimana pihak sekolah menerapkan penggunaan masker, bukan untuk anak-anak, namun untuk guru dan staf sekolah.

Dengan kata lain, orangtua perlu memahami dengan jelas gambaran soal langkah-langkah keamanan khusus yang diambil oleh pihak sekolah untuk menjaga kesehatan semua orang.

3. Bekali anak dengan pemahaman dengan tetap jaga kesehatan mental




Nilai Rapor Menurun, Berikut Cara Ayah Bunda Menegur Si Kecil Agar Termotivasi

Sebelumnya

Mengatasi Kekhawatiran Orang Tua Saat Melepas Anak dari SD ke SMP

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Parenting