SETELAH melalui penguncian hampir dua minggu, orang-orang di Dakar Senegal mulai pergi ke masjid-masjid untuk menjalankan shalat tarawih. Pihak berwenang di kota itu telah mengizinkan orang-orang melakukan ibadah di masjid. Salah satunya masjid Massalikul Jinaan.
Sebelum memasuki masjid, Jemaah laki-laki membentuk barisan rapi untuk mencuci tangan dengan diawasi polisi berseragam. Di dalam, pengurus masjid telah mengatur tikar-tikar yang diberi jarak 1,5 meter. Sekitar 3.000 jamaah lainnya menyebar memenuhi halaman masjid terbesar di Afrika Barat itu.
Salah seorang warga mengaku, mereka harus berhati-hati karena virus masih ada di sekitar mereka.
"Jika kita mematuhi tindakan pencegahan yang dikatakan petugas kesehatan kepada kita, maka Tuhan akan melindungi kita," katanya, seperti dikutip dari Africa News.
Organisasi Kesehatan Dunia telah memperingatkan bahwa sebanyak 190.000 orang Afrika bisa meninggal akibat virus corona pada tahun pertama pandemik, dan mungkin akan lebih banyak penyakit lainnya, karena sumber daya medis di benua itu sangat terbatas.
Beberapa negara di Afrika Barat semakin kesulitan menghadapi desakan penduduk untuk membuka masjid. Mereka tidak peduli walau angka kasus semakin meningkat dan pemerintah belum melakukan tes virus corona secara menyeluruh. Bagi mereka, bulan suci adalah waktunya beribadah dan harus lebih ditingkatkan lagi dibanding hari-hari sebelumnya.
Pekan lalu, Niger dan Senegal mengizinkan doa-doa massal dilanjutkan, dan Liberia membuka kembali rumah ibadatnya mulai hari Minggu.
Di Nigeria, negara terpadat di Afrika, beberapa negara baru-baru ini mengisyaratkan pembukaan kembali masjid bahkan ketika jumlah kasus yang dikonfirmasi secara nasional melebihi 5.000.
Bila negara-negara lain sedang mempersiapkan pembukaan karantina, maka Afrika Barat harus berpikir lagi untuk melakukan hal yang sama karena kondisi yang berbeda. Banyak begara-negara di Afrika yang tidak memiliki fasilitas rumah sakit yang memadai juga kurangnya persediaan ventilator.
Presiden Senegal Macky Sall dalam sebuah pidato akhirnya mengumumkan pelonggaran beberapa langkah jarak sosial.
“Kita sekarang harus belajar untuk hidup bersama virus, mengadaptasi perilaku individu dan kolektif kita dengan evolusi pandemik,” katanya.
Sementara para pemuka agama di Senegal masih mendesak pengikutnya untuk tetap di rumah saja. Masjid Cheikh-Oumar-Foutiyou di Dakar tetap ditutup walau presiden telah mengumumkan pelonggaran.
Dua imam terkemuka akhirnya didenda karena diadili karena menyuruh umat untuk tetap menjalankan inadah di masjid di tengah pandemik. Pengadilan Gambia jga telah mendenda beberapa ulama yang memimpin sholat meski keadaan darurat diberlakukan.
Kericuhan akibat perbedaan pendapat tentang ibadah di masjid di tengah pandemik terus terjadi hingga hari ini. Bahkan sekelompok pemuda membongkar pintu masjid dengan linggis,
Pemimpin setempat berusaha mengingatkan bahaya virus corona. Mereka mengumpulkan para imam dan berusaha mendidik para pemuda tentang risiko Covid-19.
KOMENTAR ANDA