Masa krisis seperti pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini merupakan peluang baik bagi orangtua untuk membangun skill ketangguhan pada diri anak/Net
Masa krisis seperti pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini merupakan peluang baik bagi orangtua untuk membangun skill ketangguhan pada diri anak/Net
KOMENTAR

PANDEMI virus corona atau Covid-19 yang terjadi di dunia sejak beberapa bulan terakhir membawa banyak perubahan dalam setiap aspek kehidupan manusia.

Sejumlah ahli menilai bahwa ada satu skill atau kemampuan penting yang harus diajarkan oleh orangtua pada anak di situasi kritis seperti saat ini. Skill itu adalah ketangguhan.

"Sementara banyak orang tua modern terobsesi untuk memberikan kehidupan yang sempurna, bebas stres dan khawatir untuk anak-anak mereka, mereka kehilangan salah satu pelajaran paling penting yang dapat mereka ajarkan kepada anak-anak mereka," kata seorang terapis anak yang berbasis di Denver Craig Knippenberg.

"Tanpa ketangguhan, anak-anak secara artifisial ditempatkan di dunia pelangi dan unicorn. Ketika kegagalan atau krisis terjadi, mereka seperti sebuah cangkir teh yang hancur," sambungnya.

Menurutnya, anak-anak perlu mengembangkan daya tahan untuk mengatasi kemunduran dan hambatan yang dilemparkan dunia.

Dengan ketangguhan yang baik) mereka akan lebih siap untuk hidup jika mereka belajar bagaimana mengatasi keadaan yang sulit, mengeksplorasi emosi yang menyakitkan, mengelola stres, menerima apa yang di luar kendali kita, gagal, dan coba lagi.

Profesor psikiatri di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis yang juga seorang konsultan di situs keterampilan pengasuhan Parent Lab, Neha Navsaria, menilai, masa pandemi seperti yang saat ini terjadi merupakan momen tepat membangun skill ketagguhan pada anak.

"Meskipun kami tentu tidak ingin anak-anak kami mengalami krisis pandemi, penting untuk melihat saat ini sebagai peluang untuk pertumbuhan. Ini adalah sisi aneh tapi positif untuk beradaptasi dengan masa sekarang," kata Navsaria.

"Duduk dengan ketidakpastian adalah salah satu tugas paling sulit yang harus dilakukan manusia. Mempelajari cara mengelolanya adalah salah satu keterampilan terbaik yang dapat dikembangkan untuk berkontribusi pada kesehatan mental," sambungnya.

Dalam hal ini, orangtua memiliki peran besar untuk membangun ketangguhan dalam diri anak.

"Orang tua dapat sangat membantu anak-anak mereka dengan tidak 'menyelamatkan' mereka," kata psikolog klinis John Mayer.

Selama pandemi, tentu saja orang tua harus menawarkan rasa aman dan aman. Tetapi orangtua juga harus mendorong anak-anak untuk melakukan pemecahan masalah dengan membiarkan mereka menemukan cara mereka sendiri untuk menghadapi kenyataan baru mereka.

"Biarkan anak Anda menemukan cara mereka sendiri untuk mengatasinya. Ini adalah pertumbuhan emosional yang fenomenal dan pengembangan keterampilan untuk masa depan," jelasnya.

Selama masa pandemi, anak-anak mengalami kehilangan rutinitas belajar di sekolah, berkumpul dengan teman dan melakukan kegiatan ekstrakulikuler lain.

Atau anak-anak juga bisa merasa bosan karena harus menjalankan semua aktivitasnya di dalam rumah.

Mayer melihat ini sebagai kesempatan bagi anak-anak untuk belajar berkembang dengan sendirinya, karena pasti akan ada saat-saat di masa depan ketika mereka mengalami momen kehilangan lagi.

"Biarkan anak Anda menemukan cara mereka sendiri untuk mengatasinya. Ini adalah pertumbuhan emosional yang fenomenal dan pengembangan keterampilan untuk masa depan," sambungnya.

Alih-alih membantu anak mengatasi rasa bosan, orang tua harus membiarkan mereka merasakan perasaan mereka saat mereka menghadapi tantangan ini. Namun bukan berarti mengabaikan mereka. Kuncinya adalah mendengarkan dan menyemangati mereka sehingga mereka merasa nyaman dalam mengambil kendali.

"Ada inti ketahanan di setiap anak muda, dan mereka lebih mudah beradaptasi daripada yang kita pikirkan," kata Genevieve von Lob, seorang psikolog dan penulis "Happy Parent, Happy Child.

"Namun, mereka hanya bisa mengungkapnya jika mereka kadang-kadang diizinkan untuk menghadapi perasaan rentan mereka dan kami dapat terus percaya bahwa mereka akan berhasil. Semakin kita dapat mendukung anak-anak kita untuk bergerak melalui perasaan mereka dan tidak melarikan diri dari mereka, semakin tangguh secara emosional, percaya diri dan mudah beradaptasi mereka akan tumbuh menjadi dewasa," tekannya, seperti dimuat Huffington Post.

Beriringan dengan itu, orangtua dapat mendorong pola pikir positif dengan memusatkan perhatian pada kemajuan yang telah dibuat orang selama masa sulit ini serta menggunakan isyarat nonverbal seperti senyum penuh kasih dan pelukan kepada anak.




Mengajarkan Anak Usia SD Mengelola Emosi, Ini Caranya

Sebelumnya

Jadikan Anak Cerdas Berinternet Agar Tak Mudah Tertipu Hoaks

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Parenting