SEPERTI halnya Indonesia, pemerintahan di negara lain, termasuk Jepang pun sedang dilanda dilema untuk menentukan waktu yang tepat guna memulai tahun akademik.
Di Jepang, pemerintah terbagi ke dalam tiga kubu, yaitu memulai tahun akademik yang seharusnya pada April 2020 meski terlambat, dimulai pada September, atau pada April 2021. Meski begitu, pilihan dimulai pada April 2021 belum menjadi prioritas pemerintah saat ini.
Surat kabar lokal, Asahi, melaporkan, sekolah di Jepang sudah ditutup sejak Maret karena pandemik Covid-19. Banyak pihak yang khawatir akan tahun akademik yang lebih pendek jika dilanjutkan sesuai aturan sebelumnya.
Sementara jika dimulai pada September, maka akan terjadi reformasi. Keuntungannya, tahun akademik Jepang akan sesuai dengan banyak negara Barat sehingga mempermudah siswa yang akan belajar ke luar negeri. Banyak politisi yang mendukung opsi ini, termasuk Gubernur Tokyo, Yuriko Koike.
Untuk membahas persoalan tersebut, Reuters melaporkan, Partai Demokrat Liberal (LDP) yang bekuasa membentuk panel untuk meninjau opsi. Mantan Menteri Pendidikan, Masahiko Shibayama kemudian dipilih untuk memimpin panel tersebut.
"Sebagian besar anggota parlemen merasa bahwa saat ini, memperkenalkan sistem untuk menunda awal tahun sekolah hingga setengah tahun hingga September bukan sebuah ide bagus," ujar Shibayama.
Ada pun pandel LDP tersebut diharapkan bisa memberikan rekomendasi kepada pemerintah pada pekan depan.
Pada Senin (25/5), Perdana Menteri Shinzo Abe telah mengangkat keadaan darurat untuk Tokyo dan empat prefektur lainnya sehingga saat ini semua wilayah di Jepang sudah bebas dari status tersebut.
Seiring pencabutan keadaan darurat, banyak sekolah yang secara bertahap mulai melanjutkan kelas.
KOMENTAR ANDA