KOREA Selatan memberlakukan pembatasan sosial yang ketat di sekolah-sekolah di ibukota, Seoul dan sekitarnya, setalah munculnya lonjakan kasus harian Covid-19 yang mengancam adanya gelombang kedua infeksi.
Pada Jumat (29/5), pemerintah hanya mengizinkan sepertiga siswa di taman kanak-kanak, sekolah dasar dan menengah untuk bisa bersekolah secara fisik setiap harinya. Sementara sisanya akan melakukan sistem pembelajaran jarak jauh.
Pengetatan aturan pembatasan sosial sendiri dilakukan setelah pada Kamis (28/5), pihak berwenang melaporkan lonjakan kasus baru sebanyak 79 infeksi.
Namun dikutip dari CNA, angka tersebut berhasil turun pada Jumat (29/5) dengan 58 kasus. Sehingga total infeksi di Korea Selatan saat ini menjadi 11.402 kasus.
Selain memberikan aturan ketat di sekolah. Mulai Jumat, museum, taman, dan galeri seni di Seoul dan sekitarnya juga ditutup selama dua pekan. Semua perusahaan juga didesak untuk menerapkan kembali sistem kerja yang fleksibel.
Korea Selatan merupakan salah satu negara yang berhasil mengendalikan infeksi virus corona baru tanpa menerapkan lockdown. Negeri ginseng tersebut hanya memberlakukan program "tracing, test, treatment".
Beberapa waktu terakhir, Korea Selatan mulai melonggarkan aturan pembatasan sosial yang kemudian berdampak buruk dengan adanya lonjakan kasus.
Mayoritas kasus baru yang muncul terkait dengan sebuah gudang milik perusahaan e-commerce, Coupang di Bucheon, sebelah barat Seoul. Pihak berwenang menyatakan, ada 96 kasus yang terkait dengan klaster tersebut.
KOMENTAR ANDA