Petugas kesehatan lakukan pengetesan dari laboratorium bergerak di Sidoarjo Jatim/Net
Petugas kesehatan lakukan pengetesan dari laboratorium bergerak di Sidoarjo Jatim/Net
KOMENTAR

SEBUAH rumah sakit di kota Surabaya mengalami lonjakan pasien kasus virus corona, membuat pihak rumah sakit tak sanggup lagi menerima tambahan pasien.

Media asing Reuters menyoroti bagaimana dua rumah sakit rujukan pemerintah di Jawa Timur telah dibanjiri dengan pasien di tengah wabah virus corona yang menyebar dengan cepat melampaui pusatnya di ibukota Jakarta.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia Jawa Timur, Sutrisno mengatakan, jumlah pasien yang datang tidak sebanding dengan ketersediaan tempat tidur di rumah sakit itu.

“Apa yang dapat kita amati adalah bahwa jumlah pasien dan jumlah tempat tidur tidak seimbang,” Sutrisno, kepada Reuters. "Saya khawatir bahwa kasus di Jawa Timur akan sama dengan, atau melebihi Jakarta."

Sejak 1 Mei, jumlah kasus di provinsi ini telah meningkat lebih dari 300 persen menjadi 4.313 pada hari Kamis, sementara kenaikan di Jakarta hanya lebih dari 60 persen, menjadi 7.001, menurut laporan Reuters.

Surabaya menjadi episentrum penyebaran. Para pakar kesehatan menyebut lonjakan terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pembatasan sosial. Selain itu, munculnya kluster baru di sebuah sekolah berasrama Islam dan pabrik tembakau yang dikelola Philip Morris, menambah lonjakan angka kasus virus corona di kota berpenduduk sekitar tiga juta itu.

Muhammad Fikser, juru bicara gugus tugas Covid-19 Surabaya, membenarkan bahwa rumah sakit di kota itu telah dibanjiri pasien, tetapi sampai saat ini kondisinya masih terkendali.

"Kami bersyukur situasi di Surabaya masih terkendali, meskipun ada petugas medis yang telah terinfeksi, sehingga beberapa rumah sakit harus ditutup karena mereka tidak dapat menerima lebih banyak pasien," katanya. "Mereka penuh.”

Tingginya lonjakan kasus di beberapa wilayah di Indonesia membuat negara terpadat keempat di dunia ini menjadi yang terparah di Asia Tenggara, dengan lebih dari 24.000 kasus.

Pakar kesehatan masyarakat khawatir penyebaran virus ke pelosok nusantara bisa membebani sistem layanan kesehatan.

Ketika Jawa Timur muncul sebagai hotspot penyakit baru setelah Jakarta, Presiden Joko Widodo memerintahkan agar pengujian ditingkatkan, termasuk penggunaan laboratorium bergerak (mobile laboratories).




Dukung Presiden Prabowo Bawa Ahli Medis India ke Indonesia, Andi Arief: Kasihan Rakyat Kecil Tidak Punya Jalan Keluar untuk Transplantasi Organ

Sebelumnya

Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News