Perusahaan kenamaan di Amerika Serikat, Johnson & Johnson mengumumkan akan segera menghentikan penjualan bedak bayi/Net
Perusahaan kenamaan di Amerika Serikat, Johnson & Johnson mengumumkan akan segera menghentikan penjualan bedak bayi/Net
KOMENTAR

PRODUSEN obat-obatan dan peralatan medis yang berbasis di New Jersey, Amerika Serikat, Johnson & Johnson, baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka segera menghentikan penjualan bedak tabur bayi.

Bedak tabur bayi merupakan salah satu produk unggulan perusahaan tersebut yang telah dijual sejak lebih dari 100 tahun yang lalu.

Melalui situs resminya, pihak perusahaan mengumumkan bahwa mereka tengah mengevaluasi kembali produk-produknya sehubungan dengan virus corona baru atau Covid-19 yang muncul beberapa bulan terakhir.

Pandemi Covid-19 diketahui sangat mempengaruhi banyak sektor di Amerika Serikat, tidak terkecuali Johnson & Johnson. Kondisi tersebut memaksa pihak perusahaan untuk meninjau kembali prioritas pada produk-produknya yang banyak diminati, sambil tetap menerapkan prosedur keamanan demi mencegah penularan virus corona, baik di fasilitas manufaktur, maupun distribusinya.

Salah satu langkah yang diambil oleh pihak perusahaan adalah dengan secara permanen menghentikan penjualan sekitar 100 produk, termasuk bedak tabur bayi.

Namun, pihak perusahaan mengatakan bahwa toko dapat terus menjual persediaan bedak yang masih ada ada sampai habis.

Selain karena pandemi Covid-19, pihak perusahaan juga berhenti menjual bedak tabur bayi karena adanya penurunan permintaan bedak taur bayi secara global.

Dikabarkan CNN, sebenarnya, di balik itu semua, perusahaan tersebut juga masih memiliki masalah hukum dengan puluhan ribu tuntutan hukum yang diajukan oleh wanita yang menderita kanker ovarium setelah penggunaan bedak tabur secara teratur.

Kasus-kasus ini masih dalam proses di berbagai tahapan di ruang sidang di banyak wilayah di Amerika Serikat.

Sementara itu, serangkaian tuntutan hukum yang terpisah mengaitkan produk bedak tabur Johnson & Johnson dengan mesothelioma. Sejumlah ilmuwan melakukan ujicoba dan menemukan adanya kandungan asbes dalam sampel produk.

Pihak perusahaan kerap membantah semua tudingan miring tersebut dan bersikukuh menekankan bahwa produk mereka bebas asbes.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health