SEJAK berusia 5 bulan, "BC" (inisial) sudah didiagnosis menderita "myelogenous leukimia". Namun apalah daya, orangtua BC hanya pekerja migran di Taiwan. Mereka tidak mampu membayar biaya pengobatan.
Hingga suatu ketika, sebuah keajaiban terjadi. Tanpa diduga, majikan Ibu BC mengetahui penyakit tersebut hingga kemudian menawarkan bantuan secara langusng tanpa bertanya mengenai biaya pengobatannya.
"Saya akan menanggung semua biaya pengobatan," hanya itu yang terlontar dari mulut orang Taiwan tersebut. Ketika BC berusia 1 tahun 4 bulan, ia kemudian dibawa ke Taiwan untuk mendapatkan pengobatan melalui transplantasi sumsum tulang.
Hasilnya sukses.
Gadis kecil itu dinyatakan sembuh total dan bisa keluar dari rumah sakit pada Selasa (2/5).
Operasi transplantasi sumsum tulang BC dilakukan oleh seorang dokter yang profesional. Ia adalah Wakil Dekan Rumah Sakit Universitas Kedokteran Chung Shan, Wu Kang-xi.
Wu mengungkapkan, BC sangat beruntung karena sumsum tulangnya cocok dengan milik sang ibu. Meski ia mengakui operasi kali ini lebih kompleks dari lainnya.
Rumah sakit tersebut hingga saat ini sudah menyelesaikan empat kasus transplantasi tulang, termasuk BC. Dari kasus-kasus sebelumnya, seorang anak yang mendapat transplantasi sumsum tulang bisa tumbuh sehat.
Setelah diketahui, biaya operasi BC tidaklah murah. Operasi tersebut menelan hingga ratusan ribu dolar NT atau lebih dari Rp 50 juta rupiah.
Biaya tersebut cukup besar dikarenakan terjadi penyakit oklusif vena hepatik ketika proses transplantasi. Alhasil, BC membutuhkan tambahan obat khusus lain.
Alih-alih fokus pada biaya pengobatan, majikan Ibu BC selalu menanyakan kondisi anak pekerjanya. Majikan Ibu BC mengaku, ia tersentuh dengan kesembuhan gadis kecil tersebut. Baginya, Ibu BC bukanlah seorang asisten rumah tangga (ART) semata, melainkan keluarga.
"Ibu gadis itu telah bekerja di Taiwan untuk saya selama lebih dari 10 tahun. Dia seperti saudara perempuan saya," tuturnya.
Ikut tersentuh dengan kebaikan hati majikan Ibu BC, Wu mengatakan "Taiwan Can Help" yang menjadi slogan Taiwan di tengah pandemik Covid-19, tidak hanya tepat untuk pencegahan wabah, namun juga berbagai kesulitan lainnya.
KOMENTAR ANDA