RENCANA Israel untuk melakukan anaksasi sebagian wilayah Tepi Barat Palestina membuat Indonesia geram. Rencana itu diketahui muncul pasca kesepakatan pembentukan pemerintahan koalisi antara Benyamin Netanyahu dan Jenderal Benny Gantz beberapa waktu lalu.
Rencana tersebut dikhawatirkan akan membuat situasi di Palestina semakin buruk. Terlebih, Palestina, sebagaimana wilayah lain di dunia, masih berjuang melawan pandemi virus corona atau Covid-19.
"Rencana ini harus dicegah. Karena jika aneksasi dilakukan, maka potensi instabilitas di kawasan Timur Tengah akan menjadi semakin besar," kata Menteri Luar Negeri RI Retmo Marsudi dalam webinar bertajuk "Tren Geopolitik Dunia Di Tengah Covid-19" (Jumat, 12/6).
"Posisi Indonesia selalu konsisten, sejak awal rencana ini muncul, Indonesia menolak," tegasnya.
Retno menjelaskan, sikap tegas Indonesia tersebut juga telah dia paparkan saat berpartisipasi dalam Konferensi Tingkat Menteri Luar Biasa (KTM-LB) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang berlangsung secara daring, pada 10 Juni lalu.
Pada kesempatan tersebut, Retno menjelaskan bahwa Indonesia sangat berharap agar posisi OKI solid, sehingga bisa menjadi mesin utama dalam memobilisasi dukungan bagi Palestina dan melakukan upaya penolakan rencana aneksasi sebagian wilayah Tepi Barat Palestina oleh Israel.
"Selain itu, sambung Retno, pihaknya juga telah melayangkan surat kepada sejumlah organisasi internasional, bukan hanya OKI, tapi juga PBB serta negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB dalam rangka memobilisasi dukungan untuk Palestina.
KOMENTAR ANDA