BESOK, (15/6) serentak 80 Mal di DKI Jakarta kembali dibuka untuk masyarakat umum. Hal ini dikatakan Ellen Hidayat, Ketua Asosiasi Persatuan Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta pada Minggu (14/6).
Ellen menjamin keamanan dan higienitas pengunjung ketika bertandang ke mal dengan menyempurnakan semua persiapan sesuai protokol kesehatan.
"Semua mal dibuka. Sebagian mal memang menyempurnakan peralatan dengan touchless untuk meningkatkan terhindarnya bersentuhan dan juga agar pengunjung lebih yakin dan berani ke mal," kata Ellen.
Ellen juga memastikan akan dengan tegas dan ketat memberlakukan protokol kesehatan agar pengunjung merasa nyaman serta yakin bahwa mal tersebut aman.
Protokolnya tentu saja meliputi pemakaian masker, jarak antri 1 meter, suhu tubuh di bawah 37,5 derajat, lift maksimum 6 orang, hingga pembayaran yang diusahakan cashless.
Tak lupa, mal akan selalu dibersihkan dengan disinfektan setiap hari dan restoran di dalam mal kapasitasnya dibatasi hanya 50 persen.
"Saat ini karyawan yang bisa diserap hanya sekitar 50 persen karena mal belum beroperasi penuh. Baru start dengan 50 persen. Sedangkan jam buka saat awal dari pukul 11.00 WIB (siang) sampai dengan pukul 08.00 malam. Saat normal dulu kan pukul 10.00 WIB (siang) ke 10.00 WIB (malam)," jelasnya.
Menanggapi hal ini, epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyarankan agar pemerintah daerah mengawasi ketat proses kegiatan jual beli pada saat pusat perbelanjaan atau mal dibuka kembali.
Menurut Dicky, hal itu penting untuk diperhatikan agar tidak terjadi lonjakan kasus ataupun klaster-klaster baru virus corona atau Covid-19 yang merupakan efek domino dari kebijakan tersebut. Meskipun, kata dia, jarang terbentuk sebuah klaster penularan di pusat perbelanjaan yang menerapkan protokol kesehatan ketat.
Untuk menghindari kepadatan itu pun, Dicky meminta agar Pemerintah gencar mensosialisasikan agar masyarakat pergi ke mal atau pusat perbelanjaan hanya pada saat membeli keperluan yang sifatnya genting dan esensial.
"Memastikan masyarakat tahu bahwa ke mal itu bukan buat shopping atau jalan-jalan dalam situasi pandemi ini. Harus dibedakan, ke mal itu hanya untuk membeli kebutuhan yang urgent, mendasar," jelas Dicky.
KOMENTAR ANDA