Penelitian terbaru menunjukkan semakin banyak anak muda yang kurang tertarik dengan aktivitas seksual di Amerika Serikat/Net
Penelitian terbaru menunjukkan semakin banyak anak muda yang kurang tertarik dengan aktivitas seksual di Amerika Serikat/Net
KOMENTAR

SAAT ini banyak anak muda Amerika Serikat yang semakin kurang tertarik untuk berhubungan seksual. Bukan karena pandemi virus corona atau Covid-19, melainkan karena banyak faktor lainnya, seperti penundaan masa dewasa dan pertumbuhan internet serta media digital.

Hal tersebut terungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh Universitas Negeri San Diego baru-baru ini. Penelitian tersebut dipublikasikan di jurnal medis JAMA Network Open pada Jumat (12/6).

Penelitan itu dilakukan oleh sejumlah psikolog dengan mempelajari data survei orang dewasa di Amerika Serikat antara tahun 2000 hingga 2018.

Mereka menemukan bahwa ketidakaktifan seksual meningkat, terutama di kalangan laki-laki muda Amerika Serikat.

Para psikolog mempelajari respons yang diberikan oleh lebih dari 4.000 pria dan 5.000 wanita untuk setiap pertanyaan. Mereka kemudian melakukan analisis soal frekuensi seksual dan jumlah pasangan seksual berdasarkan survei tersebut.

Hasilnya, ditemukan bahwa laki-laki yang menganggur, atau memiliki pekerjaan paruh waktu atau pendapatan yang rendah, lebih cenderung tidak aktif secara seksual.

Para psikolog mencatat bahwa persentase laki-laki berusia 18 hingga 24 tahun yang tidak aktif secara seksual meningkat dari 18,9 persen antara tahun 2000 dan 2002 menjadi 30,9 persen antara tahun 2016 dan 2018.

Sementara itu, di kalangan perempuan yang berusia antara 25 hingga 34 tahun juga kurang aktif berhubungan seksual antara periode yang sama.

Para peneliti mengaku bahwa penurunan tingkat keaktifan seksual di kalangan anak muda di Amerika Serikat merupakan hal yang rumit.

"Pertama, remaja dan dewasa muda membutuhkan waktu lebih lama untuk tumbuh menjadi dewasa. Ini termasuk penundaan tidak hanya aktivitas seksual tetapi juga kegiatan lain yang berkaitan dengan perkawinan dan reproduksi, termasuk berkencan, hidup dengan pasangan, kehamilan dan kelahiran," jelas profesor psikologi di San Diego State University yang juga merupakan peneliti dan penulis laporan tersebut, Jean M Twenge, seperti dikabarkan CNN.

Dia menjelaskan, tren reproduksi ini adalah bagian dari tren budaya yang lebih luas menuju perkembangan yang tertunda. Hal ini tidak terjadi secara terpisah.

"Lebih sulit untuk berkencan dan terlibat dalam aktivitas seksual ketika tidak mandiri secara ekonomi dari orang tua seseorang," tulis Twenge.

Namun, para peneliti juga dengan cepat menunjukkan bahwa tren "tumbuh perlahan" tidak menjelaskan mengapa aktivitas seksual telah menurun di antara orang dewasa yang sudah menikah dan yang sudah menikah.

Dia dan para rekan penelitinya mencatat bahwa pertumbuhan internet dan media digital dapat memengaruhi kehidupan seks.

"Sederhananya, sekarang ada lebih banyak pilihan hal yang harus dilakukan di malam hari daripada yang pernah ada dan lebih sedikit kesempatan untuk memulai aktivitas seksual, jika kedua pasangan asyik di media sosial, permainan elektronik atau menonton pesta," tambah Twenge.

Penelitian yang sama menyebut, di satu sisi, media sosial dan situs internet secara teori seharusnya memudahkan orang Amerika Serikat untuk menemukan pasangan seksual, namun di sisi lain, penggunaan teknologi seluler itu juga dapat mengganggu kepuasan yang didapat dari interaksi langsung.

Kondisi semacam ini sebenarnya bukan hanya terjadi di Amerika Serikat. Merosotnya aktivitas seksual di kalangan anak muda juga terjadi di Inggris. Menurut sebuah studi tahun 2019 dari London School of Hygiene & Tropical Medicine di Inggris, ditemukan bahwa anak muda di Inggris lebih lebih sedikit yang tertarik berhubungan seksual daripada dua dekade sebelumnya.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health