Sejumlah mahasiswa kreatif di balik aplikasi aksara Jawa Carakan/Net
Sejumlah mahasiswa kreatif di balik aplikasi aksara Jawa Carakan/Net
KOMENTAR

SMARTPHONE atau ponsel pintar merupakan perangkat yang saat ini hampir pasti tidak bisa dipisahkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

Hal itu lah yang dimanfaatkan oleh sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta sebagai media untuk melestarikan budaya Indonesia.

Sebanyak lima mahasiswa UNS menciptakan sebuah permainan atau game berbasis aplikasi mengenai aksara Jawa yang diberi nama "Carakan". Permainan ini bisa diakses melalui smartphone berbasis Android.

Kelima mahasiswa kreatif yang menciptakan Carakan adalah Abyan Ajrurrafi Syauqi, Muhammad Dani Mulyawan, Roisatu Khoiriyati, Tasya Ayu Oktayana dan Ananto Eko Pambudi.

Karya mereka mendapat apresiasi dan pengakuan dari banyak pihak. Hal itu terbukti dari pencapaian mereka di tingkat internasional yang berhasil meraih Bronze Medal di Singapura International Invention Show 2020 pada bulan Mei lalu.

"Carakan ini sebenarnya sebutan 20 aksara Jawa.Sebutannya banyak. Ada Legena, Dentawyanjana, Hanacaraka. Kami pilih karena nama Carakan adalah nama yang mudah diingat," kata ketua tim, Abyan kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan bahwa Carakan diciptakan sebagai inovasi permainan untuk membantu menghafal dan mempelajari aksara Jawa.

Permainan itu dibuat dalam dua bentuk, yakni permainan papan flash card dan aplikasi.

Dalam bentuk flash card, Carakan dapat digunakan sebagai media pembelajaran ketika sedang berkumpul dengan teman atau keluarga.

"Carakan dalam bentuk flash card dapat digunakan sebagai sarana berkumpul keluarga, media pembelajaran pada sekolah, dan sebagai board game untuk permainan bersama di tempat-tempat umum saat berkumpul dengan teman-teman," jelasnya.

Sementara itu dalam bentuk aplikasi, Carakan bisa menjadi sarana pembelajaran praktis dan efisien.

Lebih lanjut Abyan mengatakan, cara bermain Carakan sama seperti permainan katru UNO yang bisa dimainkan beramai-ramai.

"Ada beberapa kartu dan warna. Sistemnya, ketika kartu itu ditaruh dari orang pertama, yang bisa menaruh kartu selanjutnya adalah yang bisa menebak dari huruf aksara tersebut, misal kartu 'ha' ditaruh pertama, kemudian yang bisa menaruh selanjutnya adalah yang bisa menjawab itu kartu apa," jelasnya.

Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi itu mengatakan bahwa Carakan dibuat dengan penyajian yang kekinian agar menjadi cara agar aksara Jawa tidak ditinggalkan.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News