Hagia Sophia di Istanbul Turki/Net
Hagia Sophia di Istanbul Turki/Net
KOMENTAR

SALAH satu landmark wisata ternama di kota Istanbul Turki adalah Hagia Sophia.

Bangunan peninggalan abad ke-6 itu merupakan magnet bagi wisatawan di seluruh dunia karena memiliki arsitekturnya yang khas dan menakjubkan.

Hagia Sophia pertama kali dibangun sebagai sebuah gereja di Kekaisaran Bizantium Kristen pada abad ke-6. Namun kemudian, bangunan itu dikonversi menjadi masjid setelah penaklukan Ottoman atas Konstantinopel pada tahun 1453.

Kemudian sejak tahun 1935, Hagia Sophia diubah menjadi museum dan dibuka untuk umum.

Mengubah Hagia Sophia menjadi museum adalah reformasi kunci otoritas Turki pasca-Ottoman di bawah pendiri republik modern Mustafa Kemal Ataturk.

Tetapi kemudian muncul seruan dari sejumlah pihak agar Hagia Sophia kembali difungsikan menjadi masjid lagi. Hal tersebut menuai kontroversi, terutama dari kalangan Kristen.

Menindaklanjuti kontroersi itu, Pengadilan Tinggi Turki akan memberikan putusan pada hari ini (Kamis, 2/7) soal apakah landmark tersebut dapat dirancang ulang sebagai masjid.

Langkah ini berpotensi menuai ketegangan dengan Barat.

Kantor berita resmi Anadolu melaporkan, Dewan Negara Turki akan memberikan putusan tentang status Hagia Sophia baik pada hari yang sama atau dalam dua minggu ke depan.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada bulan lalu mengatakan bahwa keputusan untuk pengadilan, yang dikenal sebagai Danistay, perlu dilakukan.

Namun Erdogan sebelumnya mengindikasikan sudah waktunya untuk mengganti nama Hagia Sophia sebagai masjid, dengan mengatakan itu adalah "kesalahan yang sangat besar" untuk mengubahnya menjadi museum, dalam komentar sebelum pemilihan kota tahun lalu.

"Keputusan Danistay kemungkinan akan menjadi keputusan politik. Apa pun hasilnya, itu akan menjadi hasil dari pertimbangan pemerintah," kata Asli Aydintasbas, rekan di Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri, seperti dimuat Channel News Asia.

Namun dia menambahkan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan sejumlah masalah, termasuk hubungan dengan Yunani, Eropa dan Amerika Serikat, di mana agama adalah masalah penting.




Dukung Presiden Prabowo Bawa Ahli Medis India ke Indonesia, Andi Arief: Kasihan Rakyat Kecil Tidak Punya Jalan Keluar untuk Transplantasi Organ

Sebelumnya

Gunung Lewotobi Kembali Meletus Disertai Gemuruh, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News