KOMENTAR

RADIO Universitas Satya Negara Indonesia (USNI) menggelar talkshow online seri-3 bertajuk “Tips Membangun Personal Branding Pada Era 4.0” via Zoom Meeting, Selasa (07/07/2020).

Talkshow ini menghadirkan narasumber Trifty Qurrota Aini (World Hijab Day Ambassador) dipandu host Risqi Inayah Dwijayanti (Dosen FISIP USNI), juga dihadiri Dekan FISIP USNI Radita Gora dan Ketua Jurusan FISIP USNI Sandra Olifia, dan didukung oleh Farah.id sebagai media partner.

Talkshow yang diikuti mahasiswa USNI ini membahas pentingnya membangun personal branding yang tepat untuk bisa bertahan dalam dunia profesional. Para mahasiswa diharapkan dapat menyadari urgensi personal branding hingga kelak mampu konsisten menjaga self image di lingkungan mereka.

Menurut Trifty, personal branding adalah cara seseorang mempromosikan diri dan kontribusi positifnya dalam bidang tertentu yang menjadi minatnya. Orang yang fokus pada hal-hal yang menjadi interest dan passionnya akan lebih mudah membangun dan mengembangkan personal branding yang positif.

“Aku misalnya, karena passionku seputar dunia international study dan hijaber, aku sering mengunggah content seputar pendidikan dan tutorial hijab. Aku merasa dua hal itu sangat penting dibahas agar bisa dishare untuk menambah pemahaman dan pengetahuan banyak orang. Kegiatan tersebut sudah aku lakukan sejak masih kuliah di Inggris,” ujar Trifty yang meraih gelar Master dari Northumbria University, UK ini.

Seperti apa kiat membangun personal branding ala Trifty Qurrota?

Pertama, untuk membangun personal branding, Trifty menekankan kita harus percaya diri alias tidak boleh malu-malu. Pada dasarnya personal branding adalah cara kita mendapatkan relasi yang luas baik dalam karir maupun bidang kehidupan lainnya.

Kedua, sebagai kaum milenial, kita harus mampu menaklukkan tantangan untuk membangun personal branding di era 4.0, terlebih dengan perkembangan dunia digital yang semakin maju. Karena itulah kita dituntut untuk bersahabat dengan dunia digital, termasuk media sosial, dan memanfaatkannya untuk membangun personal branding yang positif.

Lebih jauh lagi, Trifty menjelaskan bahwa personal branding tidak berlaku untuk diri sendiri tapi bisa juga mewakili komunitas tempat seseorang aktif berkiprah. Trifty mencontohkan kejadian London Bridge dan kejadian lain di Inggris yang merupakan bentuk islamophobia.

Memperlihatkan banyak kalangan yang merasa terancam dengan Islam. ”Tujuanku adalah untuk menunjukkan bahwa Muslim itu baik,” kata Trifty.

Jurnalis senior itu kemudian menjelaskan 4 hal yang harus ada dalam personal branding.

#Your image, yaitu personal branding sebagai bentuk cerminan diri, bagaimana menemukan hal-hal autentik pada diri kita, dan image seperti apa yang kita bangun.

#Your mission, yaitu tujuan personal branding dan sarana yang digunakan untuk mencapainya. Bisa dengan membuat konten kreatif di platform media sosial atau menjadi pembicara di berbagai talkshow dan seminar.

#Your value, yaitu nilai yang ada pada diri kita.

#Your personality, yaitu kepribadian kita, salah satunya terkait komitmen untuk mempertahankan personal branding yang sudah dibangun.

Di akhir talkshow, Trifty mengingatkan para mahasiswa untuk tidak mudah terbawa omongan orang. “Ketika kita lebih peduli omongan orang lain, itu akan menghambat proses (personal branding) kita.

Setiap orang bebas untuk berpendapat dan kita tidak bisa mengontrol pendapat orang. Yang bisa kita kendalikan adalah sikap kita. Karena itu jika kita lebih peduli pendapat orang lain, itu sama saja kita mundur satu langkah dalam membangun masa depan kita,” pungkas Trifty.

 

 

 

 

 




Jaya Suprana: Resital Pianis Tunanetra Ade “Wonder” Irawan Adalah Peristiwa Kemanusiaan

Sebelumnya

Kemitraan Strategis Accor dan tiket.com Perkuat Pasar Perhotelan Asia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel C&E