OBESITAS atau disebut juga kegemukan atau kelebihan berat badan bukan hanya masalah yang bisa dialami oleh dewasa, tapi juga anak-anak.
Sebenarnya, tidak jarang orangtua justru merasa senang ketika melihat sang buah hati tampak gemuk karena merasa bahwa mereka mendapatkan gizi yang cukup dan tidak kesluitan makan.
Namun orangtua tetap harus memantau tumbuh kembang sang anak. Apakah seiring bertambahnya usia, berat badan anak ikut menyesuaikan ke titik ideal atau justru semakin gemuk. Karena bila demikian, bukan tidak mungkin buah hati Anda mengalami obesitas.
Karena itu, orangtua perlu mengenal sedari dini ciri-ciri obesitas pada anak serta cara menanganinya.
Dokter spesialis anak, Dr. Fransiska Farah,SpA,MKes dalam artikel yang dirilis di situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia menjelaskan, cara mudah mengetahui anak mengalami obesitas adalah dengan melihat bentuk pipi yang tembem, dagu rangkap, leher tampak pendek, perut membuncit dan berlipat-lipat, bagian payudara membesar, kedua tungkai umumnya berbentuk x, paha dalam saling menempel dan pada anak-laki-laki penis tampak kecil dan terbenam.
Selain itu, ciri lain yang perlu diperhatikan adalah anak seringkali tidur mengorok, tidur tidak nyenyak karena sering terbangun pada malam hari, serta berkurangnya konsentrasi belajar di sekolah.
Penyebab Obesitas
Obesitas pada anak dapat dimulai sejak usia balita hingga remaja. Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan makanan berupa energi yang dihasilkan dengan energi yang dikeluarkan. Kelebihan energi yang ada akan disimpan dalam bentuk jaringan lemak diseluruh tubuh.
Selain asupan makanan yang berlebihan, pengeluaran energi yang kurang disebabkan karena kurangnya aktifitas fisik, rendahnya metabolisme tubuh, dan rendahnya pemecahan jenis makanan tertentu seperti makanan yang banyak mengandung lemak dibandingkan makanan dari sumber karbohidrat dan protein.
Asupan makanan yang berlebih juga merupakan penyebab utama obesitas. Hal ini sering disebut sebagai obesitas primer atau nutrisional dan sisanya sekitar 10 persen oleh karena kelainan hormon, sindrom atau kerusakan gen (obesitas sekunder atau non-nutrisional).
Dampak Obesitas
Obesitas akan memberikan dampak fisik pada anak, seperti menyebabkan kesekitan jika melakukan aktivitas tertentu.
Bukan hanya itu, penyakit kardiovaskular, hipertensi, stroke, diabetes, perlemakan hati, infeksi jamur dan kulit, gangguan panggul dan lutut, kista ovarium hingga gejala sesak atau asma, juga merupakan penyakit yang sering ditemui pada kasus obesitas.
Sementara dampak psikososial, anak bisa menjadi minder atau depresi karena bentuk tubuhnya. Obesitas juga memungkinkan munculnya bau badan yang kurang sedap, kesulitan gerak dan berisiko tinggi mendapat perlakuan bully baik verbal maupun fisik di sekolah.
Cara Mencegah Obesitas
Sejumlah cara bisa dilakukan oleh orangtua untuk mencegah anak mengalami obesitas, seperti:
1. Menjaga pola hidup sehat sedari dini
2. Meneruskan pemberian ASI pada anak di bawah usia dua tahun
3. Mengkonsumsi makanan yang seimbang gizi dan kalorinya
4. Mengurangi camilan dan makanan manis
5. Memperbanyak aktifitas fisik dengan berlari, bersepeda, berenang, senam dan permainan lain yang banyak menggunakan gerakan motorik atau aerobik
6. Membatasi waktu menonton televisi dan penggunaan media elektronik hingga 1-2 jam/hari.
Cara Menangani Anak Obesitas
Jika memang anak sudah menderita obes, maka berbagai hal berikut ini perlu dilakukan agar berat badannya dapat menjadi ideal kembali:
1. Menerapkan pola makan yang sehat dan gizi seimbang
2. Menggantikan camilan tinggi kalori dengan buah-buahan segar dan air putih diantara jadwal makanan utama dan camilan
3. Memperbanyak aktifitas fisik, mengurangi bermain permainan di komputer atau menonton televisi dan modifikasi perilaku orangtua sebagai panutan
4. Motivasi buah hati untuk menurunkan berat badannya dengan pola hidup sehat
5. Beri target untuk menurunkan berat badan 0,5 kg dalam seminggu atau turun mencapai 20 persen diatas berat badan ideal atau cukup dipertahankan karena pertumbuhan linier (tinggi badan) masih berlangsung
6. Ajak anak banyak berjalan kaki dan berolahraga bersama
7. Ajak anak mengkonsumsi makanan sehat. Pilih jenis makanan sehat yang disukai dan dapat diterima anak serta memperbanyak asupan berupa sayur mayur dan buah-buahan.
8. Beri dorongan dan pujian terhadap setiap keberhasilan anak dalam perilaku sehat yang berhasil dilakukannya
9. Libatkan juga anggota keluarga yang lain serta guru dan teman di sekolah untuk menghilangkan obesitas.
"Bila memang anak mengalami obesitas, sebaiknya kunjungi dokter anak anda, konsultasikan masalah nutrisi, aktifitas fisik, dan dampak psikis yang terjadi. Dokter anak akan memberi panduan makanan dan perhitungan kalori yang sesuai serta aktifitas fisik yang disarankan," jelasnya.
KOMENTAR ANDA