Salah satu cara paling efektif menekan potensi penularan virus corona adalah dengan mengenakan masker/Net
Salah satu cara paling efektif menekan potensi penularan virus corona adalah dengan mengenakan masker/Net
KOMENTAR

SEJAK Covid-19 menjadi pandemi di seluruh dunia, kita sudah familiar, atau bahkan mungkin bosan, mendengar anjuran pemerintah serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengenakan masker di depan umum, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak fisik.

Namun penelitian terbaru mengungkapkan, tiga cara sederhana itu, jika dilakukan secara masif, akan efektif menghentikan pandemi global, bahkan tanpa vaksin atau perawatan tambahan.

Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari University Medical Center Utrecht, Belanda belum lama ini. Para peneliti menyebut  bahwa tingkat kontak yang diamati dalam penelitian ini didasarkan pada interaksi orang-orang di Belanda. Namun model ini sesuai untuk negara-negara Barat lainnya.

Hasil dari pemodelan tersebut menemukan, jika publik mengubah perilaku dengan melakukan tiga hal sederhana di atas, yakni mengenakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak fisik, maka akan dapat mengurangi jumlah kasus infeksi virus corona. Mesiki begitu, mereka menekankan bahwa hal itu bukan berarti akan mampu menunda puncak kasus.

Jika jarak fisik yang dipaksakan pemerintah dikombinasikan dengan kesadarandan langkah-langkah pribadi yang dilakukan setiap individu, maka "ketinggian" puncak kasus Covid-19 dapat dikurangi.

"Selain itu, efek kombinasi tindakan yang dikenakan sendiri adalah aditif," tulis para peneliti.

"Secara praktis, ini berarti bahwa SARS-CoV-2 (virus corona) tidak akan menyebabkan wabah besar di negara di mana 90 persen populasi mengadopsi perilaku cuci tangan dan jarak sosial yang berkhasiat 25 persen," jelas para peneliti seperti dikabarkan CNN (Rabu, 22/7).

Para penulis berpendapat bahwa pemerintah harus mendidik masyarakat tentang bagaimana virus menyebar dan meningkatkan kesadaran tentang peran penting mereka untuk menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak fisik demi mengendalikan pandemi yang sedang berlangsung.

Meski begitu, ada batasan untuk pemodelan tersebut. Dalam pemodelan itu tidak berlaku demografi dan juga tidak menjelaskan soal dampak dari mereka yang positif Covid-19 namun "bandel" dan tidak melakukan isolasi mandiri dengan baik. Mereka berpotensi menginfeksi orang lain yang merawat mereka dalam lingkungan perawatan kesehatan atau di rumah.

Selain itu, kelemahan penelitian itu juga adalah pemodelan tersebut tidak menjelaskan kemungkinan infeksi ulang.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News