KOMENTAR

BAGAIMANA nasib anak-anak Indonesia di tengah pandemi virus Corona saat ini?  "Dalam masa pandemi, anak rentan menjadi korban kekerasan karena orangtua memiliki beban ganda dalam mendidik, mendampingi, dan ikut menemani anak sekaligus tetap bekerja," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Puspayoga dalam konferensi pers virtual puncak peringatan Hari Anak Nasional pada Selasa (22/7).

Bintang mendorong keluarga menjadi lembaga pertama dan utama dalam memberikan perlindungan kepada anak. Sehingga bisa menghasilkan generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, ceria, dan berkualitas.

Pengasuhan yang baik dan aman di tengah pandemi Covid-19, kata Bintang, semakin berat. Tak jarang anak menjadi korban kekerasan di rumah oleh orangtuanya.

Bintang mengingatkan bahwa tanggung jawab mengasuh anak bukan hanya tugas ibu, tapi juga ayah. Jika orangtua menemui kesulitan pengasuhan bisa memanfaatkan konseling pengasuhan di 135 Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) seperti dikutip siaran resmi Kemen PPPA.

Berdasarkan Data SIMFONI (Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak) Kemen PPPA terdapat 3.928 kasus kekerasan terhadap anak-anak yang dilaporkan sejak Januari 2020 sampai dengan 17 Juli 2020.

Masih tingginya angka kekerasan juga tergambarkan dari hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) tahun 2018 oleh Kemen PPPA. Survei menyebutkan bahwa 2 dari 3 anak dan remaja perempuan atau laki-laki pernah mengalami kekerasan sepanjang hidupnya.

HAN tahun ini mengusung tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju” dan tagline #AnakIndonesiaGembiradiRumah. Pada hari H pelaksanaan puncak Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2020 pada hari ini akan dilakukan secara virtual dengan melibatkan sejumlah anak Indonesia.

 

 




Mengajarkan Anak Usia SD Mengelola Emosi, Ini Caranya

Sebelumnya

Jadikan Anak Cerdas Berinternet Agar Tak Mudah Tertipu Hoaks

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting