SATU di antara sekian banyak indikasi bahwa mahluk hidup niscaya terkait dengan matematika adalah magicicada sebagai jenis cicada yang hidup di Amerika.
Di Indonesia, cicada disebut sebagai tonggeret dengan anekaragam julukan lokal mulai dari gareng pung, kinjeng nangis, cengreret, turaes, uir-uir, sampai nyenyeng; tergantung bunyi bising yang dikeluarkan oleh generator suara di bawah sayap mereka dan dalam bahasa daerah mana sebutan berasal.
Amerika Serikat
24 Mei 2020, New York Times memuat sebuah artikel-berita berjudul bombastis “ After 17 Years Underground, Cicadas Stage a 2020 Southern Invasion” dengan sub-judul “The big and noisy insects have started to emerge and are looking to mate in Virginia, West Virginia and North Carolina”.
NYT berkisah sejenis tonggeret yang hidup di Amerika yang tampil ke permukaan bumi secara berkala dalam kurun waktu 17 tahun. Dan pada tahun 2020 kebetulan wabah gareng pung hadir nyaris bersamaan dengan wabah Covid-19.
Gareng pung Amerika selama 17 tahun hidup sebagai larva di dalam tanah. Kemudian setelah tiba saatnya, uir-uir USA itu keluar dari dalam tanah seperti para zombies bangkit dari liang kubur masing-masing.
Kemudian mereka merangkak secara bersamaan dalam jumlah sampai miliaran ke arah yang sama ke dalam hutan belantara untuk naik ke pepohonan dan bermukim di dahan pohon.
Kemudian magicicada berubah menjadi mahluk serangga bertubuh hitam dan bermata merah yang bisa terbang untuk memakan dedaunan di sekitar mereka.
17 Tahunan
Kebangkitan kembali milardan gareng pung Amerika itu disambut gembira oleh para rakun, kura-kura dan burung-burung yang gemar menyantap mereka mau pun juga para entomologis yang sabar menanti selama 17 tahun. Ada pula manusia yang gemar menggoreng gareng pung Amerika yang konon gurih rasanya.
Bagi para petani, tonggeret 17 tahunan itu potensial berperan sebagai wabah yang merusak tanaman pertanian dan perkebunan.
Mujur mereka hanya berusia tiga hari untuk kemudian meninggalkan dunia fana ini setelah para betinanya bertelur dan meletakkan milardan telur di dalam tanah untuk kemudian menjadi larva yang hidup dari makan akar pepohonan sambil menunggu saat setelah 17 tahun ke luar dari dalam bumi untuk selama tiga hari hidup dan berkembang-biak di atas permukaan bumi. Dan seterusnya berulang-ulang sevcara berkala 17 tahunan.
Angka Prima
Di Amerika masih ada sejenis tonggeret yang tampil secara berkala 13 tahunan. Banyak pihak termasuk Bob Dylan keliru menyebut locust yang sebenarnya bukan cicada tetapi belalang.
Menarik adalah 13 dan 17 yang dalam ilmu matematika merupakan dua angka prima. Para matematikawan sepakat bahwa sebagai angka prima, angka 13 didahului oleh 1,2,3,5,7 dan 11 sementara angka 17 dilanjutkan oleh 19, 23, 29 dan seterusnya sampai infiniti.
Mungkin saja ada tonggeret Indonesia tampil secara berkala setiap 1 atau 2 atau 3 atau 5 atau 11 tahun. Namun belum diketahui secara pasti sebab belum ada penelitian komprehensif tentang tonggeret Indonesia.
Para ilmuwan sudah bisa menjawab pertanyaan tentang apa, bagaimana, bahkan kapan tonggeret Amerika setiap 13 dan 17 tahun muncul ke permukaan bumi.
Namun masih belum ada yang mampu secara sempurna menjawab pertanyaan tentang kenapa tidak semua tonggeret Amerika berkala setiap 13 dan 17 tahun muncul di marcapada.
Juga mengenai kenapa para tonggeret memilih angka prima 13 dan 17 sebagai kurun waktu menampilkan diri di permukaan bumi Amerika masih lestari merupakan misteri kehendak kemahakuasaan Yang Maha Kuasa.
Penulis adalah pembelajar misteri keajaiban kehidupan di planet bumi
KOMENTAR ANDA