Siaran menggunakan radio komunitas di sebuah desa di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah/BBC Indonesia
Siaran menggunakan radio komunitas di sebuah desa di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah/BBC Indonesia
KOMENTAR

PANDEMI virus corona atau Covid-19 yang masih jauh dari kata usai memaksa semua orang untuk menyesuaikan diri, termasuk dalam kegiatan belajar-mengajar.

Sejak pandemi terjadi di Indonesia, kegiatan belajar-mengajar dialihkan dari sekolah ke rumah dengan media gawai serta sambungan internet.

Namun sayangnya, tidak semua anak di Indonesia memiliki akses tersebut. Karenanya, baik siswa maupun guru harus putar otak mencari cara lain agar tetap bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Seperti yang dilakukan oleh para guru serta radio komunitas di desa Tegalontar, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah ini. Para guru di desa ini memanfaatkan radio sebagai media pembelajaran jarak jauh bagi murid-murid sekolah dasar.

Hal ini dilakukan karena banyak orangtua di daerah tersebut yang tidak memiliki telepon seluler atau akses internet.

Melansir BBC Indonesia, program belajar mengajar ini disebut juga dengan "Kelas Mengajar di Radio Komunitas (KejarRakom)". Ini merupakan sebuah metode pembelajaran menggunakan siaran radio komunitas yang jangkauannya terbatas dalam radius tiga kilometer.

Melalui metode ini, para guru dilatih memberikan materi pelajaran melalui siaran di radio.

Program tersebut dimulai sebagai respons dan solusi mengatasi keterbatasan akses dan infrastrutur para siswa dan orangtua.

Kepala Sekolah SD Negeri 01 Tegalontar, Yoso menjelaskan, dari 289 siswa SD Negeri 01 Tegalontar, hanya 145 siswa yang mampu mengakses fasilitas internet. Sementara sisanya tidak memiliki perangkat yang memadai ataupun akses internet.

"Lah yang sisanya mau diapain? Pertanyaannya kan gitu. Saya bingung ketika saya tanya beberapa orangtua kenapa tidak bisa mengikuti, punya hp tapi bukan hp android, hp android punya tapi tidak ada aplikasi, pulsa habis. Beberapa wilayah sinyal tidak bagus. Caranya bagaimana?" ujarnya.

Di tengah situasi tersebut, datang tawaran belajar melalui radio siaran yang difasilitasi Radio Komunitas PPK FM Sragi.

Dalam pelaksanaannya, pihak sekolah menyiapkan guru dan materi, sedangkan pihak radio menyiapkan peralatan teknisnya.

Salah seorang guru kelas 6 Sekolah Dasar Negeri 01 Tegalontar, Sri Windarni, menuturkan, mengajar melalui siaran radio merupakan pengalaman baru bagi dirinya.

Dia harus beradaptasi menjadi "penyiar radio" dadakan untuk mengajarkan materi kepada para siswa. Selama siaran, dia belajar untuk membuat intonasi dan irama suara yang pelan agar mudah dipahami siswa. Dia pun kerap menyapa dan menyebut satu persatu nama siswa di kelas 6 yang diajarnya.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News