Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

MENURUT Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, masih banyak kelompok atau pihak yang tidak mempercayai keberadaan virus corona. Bahkan tak sedikit figur publik yang mengatakan Covid-19 adalah konspirasi.

Tak cuma itu, ada juga yang secara terang-terangan enggan menggunakan masker sebagai salah satu bentuk pencegahan dini dalam protokol kesehatan.

"Hampir di seluruh Indonesia masih ada kelompok orang yang tidak percaya bahwa corona itu ada. Bahkan kita lihat kan pemusik-pemusik nasional ada juga yang melakukan statement-statement," kata pria yang akrab disapa Kang Emil saat mengisi diskusi dalam sebuah webinar, Selasa (28/7).

Emil memang tak menyebut secara terbuka siapa yang secara terang-terangan menyatakan bahwa Covid-19 hanya konspirasi. Namun dia mengatakan mereka-mereka yang tak percaya harus mengalami sendiri sehingga baru mempercayainya.

"Karena ibaratnya, itu kayak kematian kalau dia belum kena (mati) ya dia belum percaya. Tapi masa harus semua mendapatkan situasi seperti itu dulu baru percaya," ujarnya.

Emil bahkan mencontohkan soal tragedi yang menimpa sebuah keluarga di salah satu daerah di Jawa Barat. Keluarga ini kata Emil, semula sama sekali tak mengindahkan anjuran pemerintah.

Namun, suatu hari salah satu anggota keluarganya benar-benar terinfeksi hingga kemudian dua anggota keluarganya meninggal karena Covid-19. Setelah mengalami, warga tersebut langsung mempercayai virus corona.

Karena itu, lanjut Emil, untuk saat ini ketaatan dan kesabaran pemimpin di daerah dalam menghadapi wabah virus corona. Pemimpin juga harus sabar dalam mengedukasi warganya dalam mencegah penularan Covid-19.

Proses edukasi ini kata Emil memang tak mudah dilakukan. Berbagai upaya mulai dari teguran hingga denda dikeluarkan demi membuat mereka percaya. "Jadi ya sebagai pemimpin harus lebih sabar mengedukasi," demikian Emil.

 




Menteri HAM Natalius Pigai Terima Penghargaan "Tokoh Nasional Demokratis dan Berintegritas” dari JMSI

Sebelumnya

Konsultasi Publik “Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Media Massa yang Bertanggung Jawab, Edukatif, Jujur, Objektif, dan Sehat Industri (BEJO’S)": Tantangan Menyelaraskan Idealisme dan Keberlanjutan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News