KONON semula fungsi musik film hanya demi menutupi suara bising mesin projektor film yang memang brisik maka mengganggu kenyamanan penonton.
Semula para pemilik gedung bioskop khusus memperkerjakan seorang pianis untuk memainkan piano secara impovisatoris mengiringi adegan yang tampil di layar lebar. Kemudian musik dimainkan oleh band sebelum orkes skala besar seperti orkes simfoni.
Setelah teknologi rekaman hadir dan era film bisu berlalu mulailah film musik direkam sehingga tidak perlu memperkerjakan pemusik untuk mengiringi adegan film di layar lebar. Sergio Leone
Sergio Leone Terus terang semula saya kurang memperhatikan musik film yang terkesan sekedar berperan sebagai pengiring visualisasi adegan film. Baru akibat menonton film produksi 1964 mahakarya Sergio Leone “Per un pugno di dollari” (“A Fisfull of Dollars”) dibintangi seorang aktor tidak terkenal bernama Clint Eastwood, saya mulai tertarik pada musik film. Musik di film pertama trilogi “A fistfull of dollars” yang membentuk genre Italo-Western itu bagi saya bukan sekedar pengiring namun sebuah mahaharya yang mandiri.
Kemudian saya terkesima pada mahakarya musik film ”The Good, The Bad and The Ugly” dengan tiupan okarina mengalunkan motiv gerak ulang interval kwarta nan legendaris sebelum memuncak pada mahakarya musik film pada film “Once upon a time in the West” yang mempopularkan Charles Bronson didampingi Henry Fonda, Jason Robards dan Claudia Cardinale.
Bagi saya musik film “Once upon a time in the West” merupakan monumen musik yang menyetarakan film dengan opera. Musik bukan mengiringi film namun film yang mengiringi musik sehingga musik film terbukti lebih abadi dikenang ketimbang filmnya sendiri.
Verismo
Tradisi verismo pada opera Italia yang dirintis Giachinno Rossini dan dimantapkan Giacomo Puccini yang mempengaruhi Fryderik Chopin dilanjutkan ke ranah film oleh seorang sesama komponis Italia bernama Ennio Morricone.
Bagi yang ingin menghayati keindahan musik film “Once upon a time in the West” silakan simak pergelaran Katica Illenyi menyihir thema musik surgawi tokoh Jill McBain yang diperankan oleh Claudia Cardinale dimainkan dengan sebuah alat musik ajaib ciptaan seorang saintis Rusia bernama Leon Theremin maka disebut theremin lewat https://m.youtube.com/watch?v=lY7sXKGZl2w.
Kedaulatan Musik
Kecurigaan saya bahwa mahakarya Ennio Morricone bukan musik mengiringi film tetapi musik diiringi film dibenarkan Sergio Leone bahwa para aktor yang berperan di dalam film dengan musik Ennio Moreconne sebelum membaca skenario film yang akan diperankan wajib mendengar musik mahakarya Ennio Moriconne justru agar bisa menghayati kisah film maupun karakter tokoh yang akan diperankan denga tema musik yang dikaitkan dengan tokoh film tersebut.
Yang dilakukan Ennio Moriconne terbalik dengan kelaziman para pencipta film musik termasuk saya yang terlebih dahulu menyimak film yang sudah rampung baru mulai membuat musik yang disesuaikan dengan kisah film dan karakter para pemerannya.
Bahwa Ennio Morricone membuat musik dulu baru sutradara dan aktor menyesuaikan diri dengan musik membuat ratusan mahakarya sang Mahapujangga Musik-Film memiliki sukma kedaulatan musik yang tidak dimiliki para komponis musik film lain-lainnya di alam semesta ini. Termasuk sang maestro John Williams juga tidak memilikinya. Belasungkawa
Para pemerhati musik film ternasuk saya berbelasungkawa akibat pada tanggal 6 Juli 2020 di Roma yang sedang prihatin dirundung pagbelug Covid19, Ennio Morricone yang pada usia 91 tahun telah menggubah lebih dari 500 mahakarya musik film antara lain untuk The Hatefull Eight, The Mission, Once upon a time in America, Malena, The Thing, The Untouchables, Cinema Paradiso, Mission to Mars, Bugsy, The Line of Fire dan lain-lainnya, telah meninggalkan dunia fana ini. Grazie infinite maestro Morricone. Le saremo sempre grati.
Penulis adalah pembelajar estetika musik dan film
KOMENTAR ANDA