DIREKTUR Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memuji langkah Arab Saudi yang telah menyelenggarakan ibadah haji dengan 'seaman mungkin'.
Tedros Adhanom Ghebreyesus memberi ucapan selamat kepada organisasi kerajaan, dengan mengatakan, "Demonstrasi yang baik dan kuat, dengan menerapkan tindakan-tindakan yang dapat dan harus dilakukan oleh negara untuk beradaptasi dengan kebiasaan norma baru".
Saudi membuat mekanisme baru untuk mengontrol masuk dan keluarnya jamaah haji ke Masjidil Haram untuk memastikan jarak sosial. Sebagai bagian dari tindakan pencegahan, jalur untuk mengelilingi Ka'bah (Tawaf) dan Sai (ritual berjalan) antara bukit Safa dan Marwah telah ditentukan. Hanya mereka yang memiliki izin resmi akan diizinkan untuk memasuki area Masjidil Haram.
Sebelumnya calon jamaah juga harus melewati cek kesehatan yang ketat serta harus karantina.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi telah mengkonfirmasi tidak ada kasus virus corona ditemukan di antara jamaah haji, pekerja medis, atau staf pendukung di tempat-tempat suci, setidaknya sampai ibadah haji memasuki hari kedua.
Saudi memiliki 6 rumah sakit, 51 klinik, 200 ambulan, dan 62 tim darat untuk membantu setiap kebutuhan medis para jamaah.
Tedros juga mengatakan kepada orang-orang muda untuk tidak menjadi terbiasa dengan risiko yang masih ditimbulkan oleh cvirus corona. Tetap harus waspada dan berhati-hati meskipun di beberapa wilayah angka kasus sudah mulai menurun.
Dia menghubungkan lonjakan kasus di belahan bumi utara karena warganya sudah berpuas diri sehingga lalai.
"Kaum muda bukannya tidak terkalahkan. Meskipun masih muda, mereka bisa tetap terkena virus dan menjadi akut kemudian meninggal," katanya, dikutip dari TN (31/7).
Sementara Uni Emirat hari Kamis (30/7) melaporkan 302 kasus baru virus corona dalam 24 jam sebelumnya, dengan 424 pemulihan dan dua kematian.
Sementara itu, lonjakan infeksi virus corona di Asia telah menghilangkan anggapan bahwa wilayah ini mungkin lebih buruk.
Vietnam, yang selama beberapa bulan dinyatakan bebas virus, mencatat lonjakan kasus yang menyebar ke enam kota dan provinsi dalam enam hari, terkait dengan wabah di pusat kota Danang.
KOMENTAR ANDA