IBADAH Haji untuk tahun ini sangat berbeda karena pandemik Covid-19 yang membuat Arab Saudi membatasi kuota jamaah hanya menjadi 1.000.
Sebanyak 70 persen adalah ekspatriat dari 160 negara yang mendaftarkan diri secara online dan disaring oleh Kementerian Umrah dan Haji.
Dari hasil saringan tersebut, Irma Tazkiyya, seorang warga negara Indonesia (WNI) berhasil lolos pada 22 Juli lalu. Pada saat itu, ia berkaca-kaca, tak kuasa menahan haru.
Dalam pesan singkatnya kepada Farah.id sesaat lalu, Irma mengaku saat ini masih menjalani rangkaian ibadah haji yang dimulai sejak Rabu (29/7).
"(Saat ini dari) Muzdalifah menuju Jumaratul Aqabah, insyaAllah," ujar Irma secara langsung saat dihubungi pada Jumat (31/7).
Melalui suaminya, staf Konsulat Jenderal RI di Jeddah, Afnan Firdaus, Irma sebelumnya menceritakan kisahnya yang baru pertama kali menjalankan ibadah haji dan langsung dihadapkan dengan protokol kesehatan yang ketat. Termasuk karantina selama empat hari di hotel di Mekah untuk menghindari penularan virus corona.
"Saya sangat bersyukur banget bisa diterima haji tahun ini. Masya Allah, segala fasilitas, layanan selama karantina bagus banget," ujarnya pada Selasa (28/7).
"Ada tenaga medis di bawah yang stand-by bantu kita untuk masalah kesehatan. Tinggal telepon, tenaga medis akan datang. Masya Allah Tabarakallah," sambungnya.
Afnan menceritakan, ketika Irma mengatakan telah terpilih menjadi calon jamaah haji, istrinya tersebut sangat berharap bisa diizinkan karena berdasarkan informasi awal, biayanya cukup mahal, yaitu kisaran 7.000 hingga 13.000 riyal atau setara dengan Rp 27 juta hingga Rp 50 juta, tergantung pada fasilitas yang dipilih.
"Saya tidak siap mengingat kondisi keuangan yang lagi timpang," ujarnya. Namun, ia mengaku terharu karena ternyata untuk tahun ini, pemerintah Arab Saudi telah menggratiskan ibadah haji. "Yang bikin terharu saya khususnya karena ternyata haji kali ini gratis," tuturnya.
KOMENTAR ANDA