Transportasi umum yang sehat dan higienis menciptakan rasa aman berkendara di masa new normal saat ini/ Net
Transportasi umum yang sehat dan higienis menciptakan rasa aman berkendara di masa new normal saat ini/ Net
KOMENTAR

TRANSPORTASI umum masih menjadi sarana angkutan paling diminati masyarakat. Meski di masa pandemi sekarang ini, angkutan umum tetap memiliki tempat di hati para penggemarnya. Lihat saja pemberitaan di televisi, selalu terjadi kepadatan penumpang utamanya pada jam berangkat dan pulang kerja.

Sekarang, transportasi-transportasi umum ini harus bertransformasi, tidak hanya sekadar sehat dalam arti tidak bau, tidak menimbulkan polusi suara, dan bahkan polusi udara, tetapi juga harus higienis. Maklum saja, angkutan umum termasuk kluster utama penyebaran virus corona.

Praktisi angkutan umum Djoko Setijowarno dalam live instagram Nina Nugroho Solution, Sabtu (1/8) berbicara, standar pelayanan minimal angkutan umum kali ini ditingkatkan menjadi higienis guna menyambut masa adaptasi kebiasaan baru (AKB).

"Angkutan umum menjadi modal penting perputaran perekonomian warga. Jadi pekerjaan rumahnya sekarang adalah bagaimana menciptakan transportasi yang sehat dan higienis. Karena di negara manapun tidak ada contoh yang paling bagus terkait transportasi di masa pandemi. Kita sedang sama-sama belajar untuk itu," papar Djoko.

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat ini menjabarkan arti transportasi higienis itu.

# Pertama, melakukan penyemprotan disinfektan setiap kali akan diberangkatkan.

# Kedua, di angkutan umum khusus, salah satunya transjakarta, sudah memakai sinar ultraviolet untuk mendeteksi suhu tubuh penumpang.

# Ketiga, terkait protokol kesehatan umum, yaitu membatasi penumpang, mewajibkan penumpang mengenakan masker, face shield, pakaian lengan panjang, dan menjaga jarak. Bahkan, penumpang dilarang untuk berbicara dan jika berdiri, harus menghadap ke jendela.

"Kebersihan pengemudi dan kondektur juga harus diperhatikan. Kondektur bisa memakai sarung tangan dan selalu menyiapkan hand sanitizer. Ke depan dan jika memungkinkan, kursi di angkutan umum akan dibuat satu-satu menjadi tiga baris," harapnya.

Inovasi lain yang bisa dilakukan adalah memfasilitasi karyawan dengan mobil jemputan. Perusahaan bisa menyewa angkutan umum untuk melakukan hal itu. Atau, ada shelter bus yang bisa membawa karyawan ke tempat terdekat dan dilanjutkan dengan bersepeda.

"Di sini harus ada sarana pendukung, seperti jalur pesepeda dan lainnya," lanjut akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Segijapranata ini.

"Yang pasti, jika ingin menggunakan fasilitas transportasi umum, buatlah diri seaman mungkin. Karena dengan menjaga kesehatan diri, berarti kita juga menjaga lingkungan untuk tetap sehat," tegas Djoko.

 




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News