ASOSIASI Tuna Rungu Nasional dan lima orang Amerika Serikat yang tuna rungu menuntut Gedung Putih untuk memaksa Presiden Donald Trump dan pejabat tinggi lainnya agar memiliki juru Bahasa Isyarat Amerika (ASL) terkait briefing soal Covid-19.
Mereka meminta seorang hakim federal untuk memerintahkan Gedung Putih agar menambahkan interpretasi ASL langsung di televisi di semua briefing soal Covid-19.
"Kegagalan Gedung Putih untuk menyediakan penerjemah ASL selama briefing terkait Covid-19, termasuk briefing pers, merupakan pelanggaran hukum," kata gugatan baru di Pengadilan Distrik DC, awal pekan ini.
Gugatan tersebut mengklaim kurangnya interpretasi bahasa isyarat dari pemerintah telah melanggar Amandemen Pertama Konstitusi Amerika Serikat.
Belum ada komentar dari Gedung Putih terkait hal ini.
Namun belum lama ini, Dewan Nasional Penyandang Cacat pemerintah federal dan beberapa anggota Kongres telah menulis surat kepada Gedung Putih untuk meminta tambahan penerjemah ASL.
"Seorang penerjemah mampu menyampaikan nada dan konteks pesan melalui ekspresi wajah, pilihan tanda, dan sikap," begitu bunyi gugatan tersebut, seperti dikabarkan CNN.
"Lebih jauh, ketentuan teks tertutup hidup sering mengandung kesalahan dan kelalaian yang menyulitkan atau tidak mungkin bagi individu yang tuli untuk memahami informasi yang diberikan dalam briefing, terutama jika mereka tidak fasih berbahasa Inggris," sambungnya.
KOMENTAR ANDA